Warisan Kerajaan Mataram Islam di Gumelem Banjarnegara Difilmkan

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Peninggalan Kerajaan Mataram Islam di Banjarnegara Jawa Tengah, masih menjejak nyata di Desa Gumelem. Desa ini adalah tanah bekas perdikan Kademangan Gumelem.
Jejak itu diketahui dengan tinggalan tradisi Batik Gumelem yang sudah banyak diketahui khalayak. Namun, ada jejak tradisi lain yang belum banyak diungkap, salah satunya tradisi pandai besi.
Advertisement
Hal ini kemudian difilmkan oleh guru SMPN 1 Mandiraja yang tengah menjalankan Program Organisasi Penggerak (POP). Pada Sabtu (20/11/2021) mereka merekam aktivitas Sukin yang merupakan pandai besi tertua di Dusun Karang Pace, Desa Gumelem.
Menurut Sukin, keberadaan seni menempa logam menjadi alat-alat pertanian atau bedama telah dimulai sejak jaman Kademangan Gumelem. Sukin sendiri merupakan generasi ke tujuh.
"Kegiatan ini berjalan beriringan dengan seni pembuatan keris. Jadi, ada dua jenis penempa logam yang ada pada masa itu, yaitu empu pembuat bedama dan empu pembuat keris", jelas Sukin.
Seni menempa logam di Gumelem difokuskan pada penciptaan alat-alat pertanian karena kultur penduduk yang merupakan masyarakat agraris.
"Hal ini sesuai dengan arahan Demang Gumelem pada masa itu, yang menginginkan agar pemenuhan kebutuhan wilayah tersebut dilakukan secara mandiri dan tidak tergantung pada daerah lain," tambahnya.
Tak mengherankan jika hampir semua penduduk Dusun Karang Pace berprofesi sebagai pembuat bedama, dan kegiatan ini berlangsung secara turun temurun.
Guru SMPN 1 Mandiraja Dian Agustin mengungkapkan, dirinya ingin mengangkat tema ini agar nantinya siswa mampu memahami bahwa peninggalan Mataram Islam tidak hanya di Yogyakarta atau Solo saja, tapi di Banjarnegara juga ada.
"Juga ada nilai karakter yang ingin kami tanamkan tentang kemandirian. Harapannya setelah film ini jadi dan ditonton siswa, mereka termotivasi untuk berdikari sebagaimana warga Dusun Karang Pace," jelas Dian.
Kepala SMPN 1 Mandiraja Suleman sebagai produser film mengatakan, setelah sekolahnya menjadi sasaran POP, ia semakin bersemangat untuk memperbanyak konten pembelajaran audiovisual di sekolahnya.
"Ini sejalan dengan apa yang sedang saya kembangkan. Kita ingin siswa memiliki literasi digital yang baik dan berkarakter. Karena ini jaman digital, maka pembelajaran kita pun harus menuju ke arah sana," ujar Suleman, Kepala SMPN 1 Mandiraja, Banjarnegara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |