Buku 'Jejak-jejak Sejarah Cilacap', Mengulik Hal-hal yang Tersembunyi

TIMESINDONESIA, CILACAP – Minimnya literatur atau literasi tentang sejarah Cilacap, Jawa Tengah membuat Thomas Sutasman menulis buku 'Jejak-jejak Sejarah Cilacap'.
Keberanian guru Matematika di SMP Pius Cilacap ini patut diapresiasi mengingat buku-buku sejarah lokal jarang ditulis oleh orang-orang yang lama berada di daerah tersebut. Ini membuat potensi atau kearifan lokal tidak terangkat ke permukaan, dan hanya menjadi diskusi-diskusi kecil di kalangan terbatas.
Advertisement
Thomas menyadari hall ini. Sebab itu apa yang ia lakukan selama ini di media sosial Facebook dengan menerbitkan tulisan-tulisan kecil tentang jejak sejarah Cilacap, ia alihkan menjadi buku.
"Banyak yang menginginkan saya menerbitkan tulisan saya itu menjadi sebuah buku. Biar tidak hilang," kata Thomas saat ditemui di SMP Pius Cilacap, Selasa (30/11/2021).
Ia juga ingin masyarakat Cilacap mengetahui sejarah daerahnya sendiri. Thomas sendiri seorang pendatang dari Kulonprogo, Yogyakarta, mau peduli dengan menulis tentang sejarah Cilacap.
Peluncuran buku Thomas Sutasman di Karangkandri, Kesugihan. (FOTO: Dok Thomas Sutasman for TIMES Indonesia)
Thomas menjelaskan, ia sudah puluhan tahun tinggal dan bekerja di Cilacap, sayang apabila tidak berbuat yang terbaik untuk Cilacap.
"Saya nggak ada niat yang muluk-muluk, buku saya ini laku dan dibaca orang saja sudah bersyukur," katanya, sembari mengakui bahwa buku yang ditulisnya laku keras, dan akan menyiapkan buku keduanya. "Cetakan pertama sudah habis, kita akan cetak lagi yang kedua," ungkap Thomas.
Peluncurkan buku 'Jejak-jejak Sejarah Cilacap' karya Thomas Sutasman tersebut telah dilaksanakan di Cafe Taman Inspirasi, Karangkandri, Kesugihan, Cilacap, Minggu (28/11/2021).
Peluncuran dengan tajuk Bedah Buku itu dihadiri oleh Thomas Sutasman, penulis buku sekaligus sebagai pembicara juga dihadiri Riyadh Ginanjar, Ketua Komunitas Tjilatjap History, Irfan Miftah Ramadan, praktisi media online, dan dimoderatori Bangkit Setiyo.
Sebagai penyelenggara, Riyadh Ginanjar sangat mengapresiasi kerja keras Thomas Sutasman selaku penulis dalam mengembangkan literasi dan mendokumentasikan sejarah Cilacap.
"Komunitas Tjilatjap History sangat senang karena ada yang mendokumentasikan (sejarah Cilacap) dalam bentuk buku," ujar Riyadh.
Irfan Miftah Ramadan menambahkan, buku ini layak menjadi referensi tentang sejarah Cilacap, karena bagian yang diulas dalam buku 'Jejak-jejak Sejarah Cilacap' sangat mendalam.
Thomas berharap, dengan terbitnya buku ini agar sejarah Cilacap terdokumentasikan dan Cilacap lebih dikenal banyak orang.
"Sejarah itu sangat menarik serta hadir dengan banyak versi. Dari buku ini ada hal-hal menarik yang saya yakin belum diketahui oleh orang-orang, seperti John Lie, seorang pembersih ranjau di pelabuhan berpangkat Laksamana Muda. Dia etnis China dan asli Manado. Kemudian tiga intelektual Cilacap dengan pemikirannya luar biasa. Yaitu EA Masdar, Ny Suroso, dan Soekardjo Wirjopranoto. Soekardjo Wirjopranoto, dia pemimpin redaksi koran Asia Raja. Dia pahlawan nasional asal Kesugihan, buah pikirannya luar biasa menjelang kemerdekaan RI dan tentang pegawai negeri. Cuma dua orang, yakni EA Masdar dan Ny Suroso tidak diketahui riwayat hidupnya," terang Thomas.
Thomas juga menegaskan bahwa hasil dari penjualan buku 'Jejak-jejak Sejarah Cilacap' ini, 30 persen ia sumbangkan untuk Komunitas Tjilatjap History karena telah banyak berbuat untuk memunculkan kembali jejak-jejak sejarah Cilacap yang sempat hilang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |