Peristiwa Daerah

3.000 KM Pipa PDAM Surabaya Usang, 4 Zona Tak Pernah Teraliri Air

Jumat, 03 Desember 2021 - 22:26 | 38.71k
Ilustrasi - Perbaikan pipa transmisi PDAM. (FOTO: dok. Times Indonesia)
Ilustrasi - Perbaikan pipa transmisi PDAM. (FOTO: dok. Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pada Hari Jadi ke 45 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Surabaya) Wali Kota Eri Cahyadi kembali menegaskan agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMD) itu dapat lebih baik lagi ke depannya dalam upaya pemerataan air.

"Masih ada saat ini, wilayah yang belum teraliri air karena debitnya kurang. Kita selalu bilang kalau air di PDAM itu banyak, tapi nyatanya masih ada zona merah," ungkap Eri

Advertisement

"Kalau kita diam saja, maka wali kota dan direksinya itu podo salahe (sama salahnya). Maka inilah pentingnya komunikasi, kita perbaiki bersama demi kepentingan umat," imbuhnya.

Berdasarkan data yang diterima TIMES Indonesia, diketahui saat ini terdapat empat zona merah di Surabaya yang belum teraliri air. Mengetahui fakta tersebut, Eri meminta agar di tahun 2023 pipa jaringan PDAM Surabaya bisa terkoneksi ke seluruh kota.

"Nanti kita hitung, kebutuhan pipanya. Kalau ada keluhan kok airnya keruh? ternyata pipanya sudah puluhan tahun. Kalau ingin tidak keruh, otomatis pipanya harus diganti. Sehingga nanti di tahun 2023 tidak ada lagi wilayah, yang tidak teraliri air," terang mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) era Tri Rismaharini itu.

Dengan demikian maka, lanjut Eri, PDAM Surya Sembada harus mengetahui berapa nilai investasi yang harus disiapkan. Pihaknya juga meminta perusahaan penyedia air ini bisa menyesuaikan tarif yang disesuaikan dengan klasterisasi per meter kubiknya.

Klasterisasi ini akan disesuaikan dalam beberapa kategori, mulai dari segi pendapatan, kawasan perkampungan dan perumahan, serta luasan rumah yang teraliri.

"Bedanya itu dihitung dari nilai NJOP-nya, terkait juga nilai harga jual rumahnya berapa. Karena apa? Jangan sampai nanti orang yang kaya disubsidi oleh orang yang Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau pas-pasan," tegasnya.

"Teman-teman PDAM harus berani keluar dari zona nyaman, yang penting tahu nilai investasinya, mau pakai obligasi atau KPBU silahkan dihitung disampaikan ke publik. Harus berani untuk kepentingan umat," tutur Eri.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Dirut PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono menyebut rencana penerapan tarif subsidi akan disesuaikan dengan surat keputusan dari Gubernur Jawa Timur dan peraturan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, No 21 tahun 2020 tentang batas tarif atas dan tarif bawah.

Dalam regulasi tersebut kota Surabaya memiliki tarif bawah Rp 2.600 ribu, sementara tarif tertingginya Rp 17.000 ribu. Arief menambahkan, untuk tarif kelas golongan empat kebutuhan rumah tangga menengah ke atas akan disesuaikan terlebih dahulu.

Berikutnya soal peremajaan pipa, pihaknya sebagai Dirut baru mengaku kaget mengetahui adanya 3.000 pipa yang berusia di atas 25 tahun.

"Ini agak sulit ya, karena dari pengalaman kami sebenarnya pipa itu paling tinggi 50 km per tahun digantinya. Kendalanya juga terkait dengan biaya dan kemampuan internal kami," ucap Arief.

Apabila penggantian pipa akan dilakukan secara totalitas sepanjang 30.000 km, maka target yang harus dipenuhi adalah 150 km per tahun.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka PDAM Surabaya bersama pemerintah kota harus bekerja keras mencari dana murah atau investasi. Menurut Arief, pekerjaan ini harus dipercepat agar target BUMD ini dapat terealisasi dengan baik.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES