Aksi Todong Pistol di Acara Hajatan, Kades Sraten: Kalau Sungguhan Tentu Bahaya

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kepala Desa Sraten, Kecamatan Cluring, menyatakan bahwa aksi koboi pria bertopi menodongkan pistol ke arah warga, dipicu oleh kerusuhan remaja dalam tontonan kesenian Jaranan. Pentas hiburan tersebut dikatakan adalah hiburan dadakan dari tuan rumah hajatan.
"Sebelumnya tidak ada agenda jaranan itu. Kata Kepala Dusun saya, itu tidak ada izin jaranan. Hanya memasang sound sistem saja," kata Kades Sraten, H Rahman Mulyadi, Jumat (17/12/2021).
Advertisement
Menurutnya, hiburan Jaranan yang diundang itu adalah kelompok kesenian yang sedang berkeliling atau ngamen. Tiba-tiba, sekitar pukul 14.00 WIB kelompok kesenian Jaranan yang dimaksud datang dan menghibur acara sunatan dari tuan rumah.
"Jam 2 itu baru datang jaranan, katanya kelompok ngamen gitu. Ini dadakan, karena bapaknya (anak yang disunat) sejak kecil sakit-sakitan. Bapaknya disitu niat bayar janji," jelasnya.
Namun tak disangka, pentas hiburan tersebut malah berujung dengan insiden koboi. Seorang pria bertopi tiba-tiba saja menodongkan pistol kearah warga setempat. Belum diketahui secara pasti apa penyebab aksi tersebut terjadi. Dugaan kuat, aksi koboi ini dipicu oleh kerusuhan segelintir remaja yang terjadi pada Kamis (16/12/2021) kemarin.
H Rahman Mulyadi merasa prihatin sekaligus kecewa dengan insiden tersebut. Dia berpendapat, apabila tuan rumah sebelumnya sudi berkomunikasi terlebih dahulu kemungkinan insiden koboi tersebut tidak akan terjadi.
"Ada linmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, seharusnya komunikasi dulu. Kalau ada kejadian seperti ini akhirnya membuat masyarakat ikut prihatin," katanya.
Jika mengacu pada situasi saat ini, H Rahman Mulyadi menegaskan masih tidak diperbolehkan menggelar pentas hiburan masyarakat. Apalagi yang sifatnya terbuka dan mengundang keramaian.
"Kalau acara hajatan boleh tapi dengan protokol pencegahan Covid-19 dengan ketat. Tapi untuk pentas hiburan seperti jaranan belum diperbolehkan," ujarnya.
Meski pria berpistol tersebut mengaku sebagai anggota aparat, namun dia beranggapan pria tersebut hanya sebatas mengaku-ngaku saja. Dia yakin, seorang anggota TNI atau Polri memiliki SOP tersendiri untuk membawa pistol apalagi untuk menggunakannya.
"Mungkin kalau seperti itu adalah intel-nya jaranan. Karena TNI atau Polri tidak mungkin memiliki kelakuan seperti itu juga," ujarnya.
Dia berharap, pria bertopi yang menodongkan pistol ke arah warga dalam pentas hiburan Jaranan di Banyuwangi tersebut bisa segera ditangkap. "Itu pistol sungguhan atau mainan tidak ada yang tahu. Kalau itu sungguhan dan yang bersangkutan terpengaruh alkohol maka akan sangat berbahaya," cetusnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |