Peristiwa Daerah

PDAB Media Mendidik Teknik Hidup di Alam Bebas, Bukan Perpeloncoan

Minggu, 19 Desember 2021 - 17:43 | 44.50k
Foto bersama delapan calon anggota Mapala Kamapala bersama pendamping di halaman Kampus STIA Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak, Kawalu, Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Foto bersama delapan calon anggota Mapala Kamapala bersama pendamping di halaman Kampus STIA Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak, Kawalu, Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Pendidikan Dasar Alam Bebas (PDAB) bagi para mahasiswa merupakan proses pembelajaran dan penempaan, bukan merupakan perpeloncoan dengan kekasaran. 

Imbauan itu disampaikan oleh senior Mahasiswa Pecinta Alam Kamapala STIA Tasikmalaya Hendi Wiana, S.Sos yang akrab disapa Gaang saat melepas delapan mahasiswa calon anggota keluarga Mapala Kamapala STIA di Pelataran Kampus STIA Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak Kawalu, Kota Tasikmalaya, Minggu (19/12/2021) siang. 

Advertisement

Gaang mengungkapkan tak dipungkiri Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam di kampusnya merupakan salah satu UKM yang banyak diminati, apalagi kondisi alam Indonesia yang sangat indah menjadi daya tarik para mahasiswa untuk menyalurkan hobi berpetualang di alam terbuka yang saat ini lagi trend.

Pendidikan Dasar Alam Bebas 2Delapan calon anggota Mapala Kamapala saat upacara pelepasan di halaman Kampus STIA Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak, Kawalu, Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Namun ia prihatin dengan beberapa kasus hasil investigasi di beberapa mapala terdapat indikasi kekerasan yang dilakukan oleh oknum tertentu selama pelaksanaan kegiatan pendidikan dasar alam bebas, bahkan ada yang menelan korban.

"Pendidikan Dasar Alam Bebas itu untuk mendidik dan mengarahkan calon anggota, serta untuk mengetahui tehnik-tehnik dasar beraktivitas di alam terbuka, bukan sebagai perpeloncoan apalagi niatan dendam secara turun temurun. Ini penting kita sampaikan," ungkapnya selepas upacara pelepasan.

Gaang pun berharap dengan pelaksanaan pendidikan dasar para anggotanya dapat melatih kemampuan mental, fisik dan disiplin, sehingga dengan modal tersebut dapat memupuk rasa jiwa korsa dan menumbuhkan kecintaan untuk memelihara kelestarian alam.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIA Tasikmalaya yang juga menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Ciamis Dr. H. Agus Fatah Hidayat, SIP, MSi, mengungkapkan banyak peran yang bermanfaat dari mahasiswa pecinta sesuai dengan visi dan misinya.

'Perlu adanya pemahaman lebih mendalam tentang peran dan tugas dari mapala itu sendiri, agar lebih terarah dan terfokus serta bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya dengan pendidikan dasar yang benar," terangnya 

Pendidikan Dasar Alam Bebas 3Hendi Wiana saat memberikan arahan kepada delapan calon anggota Mapala Kamapala pada upacara pelepasan di halaman Kampus STIA Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 200, Karsamenak, Kawalu, Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Menurutnya manfaat mapala sangat banyak secara formal dapat mewadahi banyak mahasiswa dalam menyalurkan bakatnya, memupuk  idealialisme, serta wadah silaturahmi pegiat mapala secara lokal, regional, nasional, dan internasional.

"Saya berharap, semoga delapan calon anggota Kamapala ini dapat menjadi aktivis bidang lingkungan hidup khususnya dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup tetap terjaga dengan baik usai mengikuti PDAB," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES