Peristiwa Daerah

Smart City Sukses Tingkatkan Layanan Publik di Kabupaten Blitar, Ini Program Unggulannya

Kamis, 23 Desember 2021 - 19:20 | 95.16k
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate (Kiri) menyerahkan penghargaan Smart City kategori Smart Governance kepada Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blitar Eko Susanto (Kanan) mewakili Pemkab Blitar. (Foto : Kominfo Kab Blitar)
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate (Kiri) menyerahkan penghargaan Smart City kategori Smart Governance kepada Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blitar Eko Susanto (Kanan) mewakili Pemkab Blitar. (Foto : Kominfo Kab Blitar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLITAR – Tahun 2021 merupakan tahun keempat Kabupaten Blitar menerapkan Program Smart City. Program Smart City di Kabupaten Blitar dimulai sejak 2018.

Pemkab Blitar terpilih untuk mengikuti Program Gerakan Smart City berdasarkan hasil Assesment Gerakan Menuju 100 Smart City Tahap II yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat pada bulan Maret 2018.

Advertisement

Dilansir dari Kominfo.go id, Gerakan menuju 100 Smart City bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Gerakan menuju 100 Smart City merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan.

Suasana Layanan di Dispendukcapil Kabupaten Blitar

Suasana Layanan di Dispendukcapil Kabupaten Blitar yang kini tidak Antre. (Foto Sholeh/ TIMES Indonesia)

Dalam Gerakan Menuju 100 Smart City ada 154 Kabupaten/Kota dari berbagai Provinsi di Indonesia yang mengikuti. Untuk wilayah Provinsi Jawa Timur, dari 19 Kabupaten/Kota peserta Assesment, 8 Kabupaten/Kota dinyatakan lulus, termasuk Kabupaten Blitar.

Eko Susanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar memaparkan, ada enam dimensi Smart City Kabupaten Blitar. Yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart living, Smart Society dan Smart Environment.

"Pada tahun 2021 ini, Pemkab Blitar telah merumuskan program unggulan atau Quick Win Smart City. Semua Quick Win ini masuk dalam enam dimensi Smart City," katanya.

Eko memaparkan, Smart Governance berkaitan dengan sistem tata kelola pemerintahan yang mampu mengubah pola-pola tradisional dalam birokrasi. diharapkan adanya tata kelola pemerintahan yang lebih, cepat, efektif dan selalu melakukan perbaikan melalui Smart Governance.

"Maka, secara umum sasaran dari komponen ini adalah mewujudkan pelayanan publik, manajemen birokrasi dan efisiensi kebijakan publik," urainya, Kamis (23/12/2021).

Di dalam Smart Governance ada pengembangan pelayanan administrasi kependudukan melalui Pak Saidi yaitu layanan pengurusan Akte, KK, KTP Insya Allah Sadino Dadi. Aplikasi ini merupakan pelayanan pengurusan administrasi kependudukan yang mendukung pengurusan cukup di kantor desa.

"Aplikasi ini lebih mendekatkan pengurusan Adminduk kepada masyarakat. Karena hanya cukup di kantor desa dalam satu kali 24 jam langsung jadi. Dan tidak perlu antre ke kantor Dispendukcapil," ujarnya.

Layanan publik Pemkab Blitar lainnya dalam Smart City kategori Smart Governance adalah aplikasi dashboard peluang investasi atau BRIC, aplikasi petugas memeriksa alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya, tera/tera ulang atau Kang Jimbang, Mall Layanan Publik Virtual.

Rumah Blitar Kreatif

Rumah Blitar Kreatif (RBK) yang ada di Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar ( Foto: Tim Kreatif Disparbudpora)

Juga, Aplikasi PPDB Online, Jaring Aspirasi Anak, aplikasi Mobile Android Blitar dalam Genggaman, Digitalisasi Masjid, Aplikasi Pelaporan dari Masyarakat untuk Kejadian Pemadaman, Kebakaran, Penyelamatan dan non-Kebakaran atau Silapor Damkar, Dar Der Dor Rame RSUD Ngudi Waluyo dan Command Center Posko Covid-19.

Selanjutnya, Smart Branding, yaitu mewujudkan Branding Pariwisata, Branding Investasi dan Peraturan Daerah, serta Branding Citra Kota. Smart Branding adalah upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan produk suatu daerah dan meningkatkan daya saing daerah.

Salah satu upayanya adalah melalui perwajahan daerah dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. "Sasaran tersebut untuk menjawab beberapa permasalahan yang berkaitan dengan promosi wisata, makanan khas daerah dan kesenian yang menunjukkan karakteristik lokal," tambah Eko.

Pada dimensi Smart Branding yaitu memaksimalkan peranan Duta Wisata Gus Jeng. Gus Jeng memiliki peranan untuk mempromosikan pariwisata dan produk unggulan daerah dalam dalam bentuk pendampingan kegiatan promosi wisata di destinasi wisata dan desa wisata dan kegiatan sosial dan pendidikan agar citra daerah meningkat.

Dimensi Smart City selanjutnya adalah Smart Economy. Eko menguraikan, dimensi ini menggaris bawahi mengenai tata kelola perekonomian. Yaitu lebih menitikberatkan perwujudan ekosistem perekonomian di daerah yang selaras dengan sektor unggulan daerah sehingga dapat memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif dan menuntut tingkat adaptasi yang cepat.

Dimensi Smart Economy memiliki dua sasaran yaitu membangun ekosistem agroindustri yang berdaya saing didukung oleh ekonomi digital dan Membangun ekosistem ekonomi digital yang menunjang agroindustri di Kabupaten Blitar yang ada harus selaras dengan perkembangan zaman.

"Hal ini bertujuan untuk mendukung iklim usaha produktif bagi warga. Tidak hanya iklim usaha, ke depannya diharapkan tiap transaksi usaha yang dimiliki oleh masyarakat Blitar dapat menumbuhkan E-commarce transaction atau transaksi perdagangan melalui elektronik, agar transparansi transaksi lebih mudah dan dapat diakses oleh semua pihak," jelasnya.

Dimensi Smart Economy, yang di dalamnya ada pelatihan pengembangan usaha digital (Adi Marko) yaitu audisi dan inkubasi marketing online. Adi Marko juga merupakan program pembinaan Digital marketing untuk UKM untuk menambah jiwa kewirausahaan jejaring kemandirian dan pemanfaatan media teknologi.

"Adi Marko adalah program pembinaan digital marketing berbasis audisi yang merupakan satu satunya program di Indonesia," lanjutnya. 

Kemudian, Smart Living. Dimensi dari smart living memperhatikan pada komponen-komponen lingkungan yang mendukung kualitas hidup. Seperti tersedianya kebutuhan kebutuhan akan rasa keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup. 

Sasaran dari Smart Living salah satunya adalah mewujudkan peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan, Pemerataan akses sarana kesehatan ditandai dengan membangun dan merehabilitasi pusat-pusat layanan kesehatan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Blitar.

Contoh nyatanya adalah anjungan pendaftaran mandiri di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, disebut Si Anoman (dari Sistem Antrian Nomor Mandiri). Si Anoman adalah sebuah mesin anjungan yang mampu melayani pasien secara mandiri dalam pelayanan pendaftaran rawat jalan, pendaftaran secara mandiri dan sudah terintegrasi dengan SIMRS.

"Dengan adanya Si Anoman baik pasien maupun keluarga pasien tidak perlu harus mengantre untuk menunggu panggilan dari loket pendaftaran dalam melakukan pendaftaran rawat jalan," terangnya.

Selanjutnya, Smart Society. Dimensi smart society berfokus pada sosial masyarakat sebagai unsur sebuah kota. Manusia merupakan modal utama dari sosial masyarakat, maka dari itu sumber daya manusia perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga terwujud sebagai individu dan komunitas-komunitas yang berdaya saing dan kreatif. 

Smart Society diwujudkan dengan penyediaan ruang kreatif bagi masyarakat Kabupaten Blitar di Rumah Blitar Kreatif (RBK). di RBK terdapat ruang pertunjukan seni budaya tradisional dan modern, kuliner atau pujasera. Serta ada ruang working space yang dapat digunakan untuk aktivitas bersama para komunitas yang ada di Kabupaten Blitar.

"Sasaran dari Smart Society Kabupaten Blitar ini adalah meningkatkan peran serta partisipasi publik dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,"urai Eko. 

Yang terakhir atau ke enam adalah Smart Environment, merupakan dimensi lingkungan yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat serta keindahan lingkungan.

Dimensi Smart Environment terwujudkan dengan adanya Bank Sampah Semanding Berseri merupakan pengelolaan sampah dan bank sampah oleh masyarakat Desa semanding Kecamatan Kanigoro. Pengelolaan sampah tersebut menghasilkan produk karya yang bernilai seperti tas, pot, bunga dan lain sebagainya.

"Sasaran dari Smart Environment Kabupaten Blitar menitik beratkan pada mewujudkan pembangunan Kabupaten Blitar yang peduli terhadap tata kelola lingkungan yang berkelanjutan," ulasnya. 

Selain itu, Eko menyebutkan, ada tiga quick win lainnya yang menjadi program unggulan Smart City Kabupaten Blitar yaitu Blitar Dalam Genggaman merupakan aplikasi Smart City berbasis mobile untuk meningkatkan kualitas layanan publik dengan akses yang mudah.

Kedua, Digitalisasi Masjid yang termasuk di dalamnya, membuat website, memasang internet gratis, livestreaming kegiatan masjid, radio streaming papan informasi digital.

Ketiga, Aplikasi Co Working Space yaitu sarana untuk komunitas atau individu untuk mendaftarkan anggotanya agar dapat memanfaatkan memanfaatkan fasilitas co working space Kabupaten Blitar. Untuk sementara, fasilitas co Working Space ada di lobi Kantor Diskominfo dan di RTH Kanigoro. 

"Pilot project Digitalisasi Masjid masih ada di dua masjid yaitu masjid amal Bakti muslim Pancasila al-ittihad togokan Srengat. Dan masjid Raya Miftahul Jannah Wlingi," sambungnya. 

Smart City memang telah berhasil meningkatkan layanan publik di Kabupaten Blitar. Hal itu terbukti dengan diterimanya penghargaan Smart City kategori Smart Governance dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.

Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate kepada Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Eko Susanto mewakili Bupati Blitar Rini Syarifah di acara Gerakan Menuju Smart City di BSD City Tangerang, Selasa (14/12/2021).

"Saat ini hampir seluruh layanan publik Kabupaten Blitar telah berbasis digital atau online. Maka dari itu, layanan publik sekarang lebih cepat, efektif, efisien dan tidak berbiaya. Bayangkan Dispendukcapil dulu antre segitu kan. Sekarang tidak ada antrean. Begitu juga di RSUD Ngudi Waluyo, Karena ada Si Anoman sekarang tidak ada antrean untuk berobat. Ini perubahan besar di Smart Governance," paparnya.

Meski demikian, menurut Eko, layanan publik akan selalu berubah mengikuti zaman. Oleh karena itu, Pemkab Blitar akan terus berinovasi dalam Smart City untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman.

Untuk tahun 2022 mendatang, ada beberapa program dalam Smart City Kabupaten Blitar yang diproyeksikan yaitu E-adminduk dan e-health berbasis mobile, E-transparansi anggaran dan kinerja layanan public, Galery Layanan Publik Virtual.

Selain itu, ada Publik Service Center atau penyatuan layanan pengaduan dalam satu portal dengan branding 'Wadul Make', Layanan Mall Pelayanan Publik Desa dan Command Center Desa, Rebranding "Amazing Blitar", Pengembangan Inkubator Usaha Agroindustri dan Meterisasi PJU dan Smart Lighting

"Pelayanan publik berbasis digital yang dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Blitar. Dalam bahasa entrepreneur, masyarakat itu customer dan pemerintah menyediakan jasa. Oleh sebab itu, apa yang menjadi keinginan masyarakat akan kita penuhi dan kita layani,” tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES