Unik di Pacitan Ada Gereja Berbentuk Perahu, ini Filosofinya

TIMESINDONESIA, PACITAN – Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur terdapat sebuah gereja yang bentuknya unik seperti perahu dan memiliki makna filosofis. Sekilas memang terlihat seperti perahu miring diterjang badai.
Menurut pengakuan Ketua Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius Pacitan, Romo Sabas Kusnugroho bahwa bangunan tersebut sengaja dirancang seolah-olah seperti kapal.
Advertisement
"Ya, konsep bangunan ini dirancang dengan memadukan nilai-nilai kristiani terutama gereja Khatolik dengan model pentagonal asimetris yaitu lima sisi tidak simetris yang melambangkan kehidupan manusia yang tidak sempurna," katanya, Jumat (24/12/2021).
Romo Sabas menambahkan angka lima bertingkat-tingkat itu melambangkan Pancasila sebagai dasar umat Katolik melakukan ibadah dengan baik dan nyaman.
Sisi bangunan gereja yang melambangkan Pancasila. (Foto: Rojihan/TIMES Indonesia).
"Di satu sisi nilai angka lima ini melambangkang Pancasila yang kami wujudkan dalam tingkat-tingkat. Sehingga kami bisa melakukan kewajiban dan beribadah dengan nyaman," terangnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan sisi lain dari bangunan gereja yang bergelombang karena memang letaknya dekat dengan pesisir pantai selatan Pacitan.
"Kami juga mengangkat tema kearifan lokal gelombang samudera pantai selatan Pacitan. Dan bentuk huruf M merupakan simbol dari Maria Bunda Yesus sebagai pelindung kami," Jelas Romo Sabas.
Tampak isi gereja yang nyaman untuk beribadah umat Katolik di Pacitan. (Foto: Rojihan/TIMES Indonesia).
Selain itu, gereja Katolik yang diberi nama Stella Maris tersebut berinterior 40 macam batu alam Pacitan yang khas menambah estetika keindahan.
"Batu-batu ini berasal dari Pacitan dan kami berkomitmen mengangkat kekayaan lokal yang ada seperti batu andesit dan marmer lantai bawah terbaik dari daerah Tulakan," ucapnya.
Romo Sabas juga mempersilahkan masyarakat umum bila mana terjadi bencana bisa menggunakan gereja untuk pengungsian.
"Selain sebagai tempat ibadah, gereja Katolik St Fransiskus Xaverius ini juga bisa menjadi tempat pengungsian mengingat daerah Pacitan rawan terjadi bencana banjir," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |