Obah Nggedrug Bumi Getarkan Dunia dari Daerah Pinggiran

TIMESINDONESIA, BATU – Seniman dari 12 Kabupaten dan Kota di Nusantara menggetarkan dunia dari daerah pinggiran. Melalui karya seni yang mereka bawakan dalam Obah Nggedrug Bumi ke-3 mampu menyedot animo masyarakat luas.
Alhasil Nggopit, daerah pinggiran di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur yang awalnya sepi selama tiga hari ini ramai dikunjungi khalayak dari berbagai daerah.
Advertisement
Bukan hanya seni yang berkembang, perekonomian warga setempat pun ikut berkembang seiring dengan kunjungan banyak orang ke tempat ini.
Warga pun berjualan beragam sajian kuliner, hingga perlengkapan kesenian seperti Reyog Ponorogo.
Mereka berjualan bukan hanya pada saat Latar Seni Winarto menggelar even Obah Nggedrug Bumi yang dalam bahasa Indonesia berarti bergerak menggetarkan bumi, namun juga pada sehari-hari.
“Obah Nggedrug Bumi ini sudah tahun ketiga kita laksanakan. Tahun 2020 kami awali pada hari dan bulan yang sama. Event ini selalu kami laksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Januari, bukan karena hari-hari itu hari yang baik, tapi lebih pada kepastian even, pada tanggal yang sama,” ujar Winarto Ekram, Pengelola Latar Seni Winarto.
Tahun ini ada 12 seniman dari Kabupaten dan Kota di Nusantara, mulai dari Indramayu, Temanggung hingga berbagai daerah di nusantara. Menurut seniman yang kini menjabat Kabid Pemberdayaan Masyarakat, DP3AP2KB Kota Batu ini, even ini sebenarnya merupakan silaturahmi pertunjukkan para seniman Nusantara.
“Setiap seniman bebas membawakan karya seninya, kebanyakan seni kontemporer. Tema besar kami merayakan ulang tahun Malang Dance ke 5,” ujar Winarto. Berbagai pertunjukkan ditampilkan mulai dari Tari, Musik, Teater, Reyog hingga Wayang Kontemporer.
Seperti Ki Ompong Sudarsono dari Temanggung beberapa kali menampilkan pertunjukkan Wayang Kontemporer di pinggir Sungai Brantas.
Menurut Winarto Obah Nggedrug Bumi sebenarnya merupakan tanda syukur kepada Ilahi karena telah diberikan kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk bergerak dan sehat.
“Gagasannya tempat ini menjadi ruang rujukan, sentra pertunjukkan bukan hanya untuk Kota Batu, Nusantara saja tapi juga dunia,” ujar Winarto.
Selain perkembangan seni, pertunjukkan ini bisa membangkitkan perekonomian.
Dimana mampu memberikan penghasilan tambahan untuk para warga setempat dengan kedatangan kalangan seniman hingga penonton dari berbagai daerah.
“Nggopit nama ini diambil dari nggon sing kecepit (tempat yang terjepit-red), tempatnya di pinggiran sungai, penduduknya sedikit hanya satu Rukun Tetangga (RT) yakni RT 12, RW 3, Desa Pendem. Awalnya tidak ada yang berkunjung ke seni sekarang sudah banyak diketahui orang,” ujar Winarto.
Bahkan ditempat ini sudah berdiri sebuah pusat kuliner Jati Kali Nggopit, dimana warga bisa berjualan meski berada ditengah Pandemi Covid-19.
Sebelumnya warga kebanyakan berjualan asongan dengan adanya even ini.
Eddy Junaedi, salah seorang warga mengatakan bahwa even Obah Nggedrug Bumi sangat bagus. Selain bisa uri-uri budaya leluhur, even ini bisa menarik minat anak muda untuk belajar kesenian budaya Jawa. “Sekaligus warga setempat mendapatkan penghasilan dari berbagai even yang dilaksanakan di Latar Seni Winarto,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |