Kreativitas Pengamen Angklung Semarakan Jalan Protokol Blora

TIMESINDONESIA, BLORA – Ketika melintas diruas Jalan Pemuda Kota Blora, terasa meriah dengan adanya alunan menggema musik tradisional, yakni angklung yang dibawakan para pengamen jalanan.
Para pengendara yang berhenti sejenak pas di lampu traffic light, sesekali mereka melirik sembari manggut manggut menikmati alunan musik.
Advertisement
Sebelum mereka jalan kembali, beberapa diantaranya tampak memberikan uang recehan kepada pengamen yang bertugas membawa ember plastik sebagai tempat saweran.
Setiap ngemen, grup angklung asal Poncol Semarang ini, membawakan lagu-lagu hits yang disukai kebanyakan orang.
Ditemui TIMES Indonesia, grup musik Mandala Angklung yang beranggotakan 7 orang tersebut, pun membagikan pengalamannya. "Ngamennya saksak e (tidak tentu), tergantung cuaca," ucap Angga salah satu personilnya, Minggu (16/1/2022).
Dalam atraksinya, grup angklung asal Poncol Semarang ini, membawakan lagu-lagu hits yang disukai kebanyakan orang.(Foto: Firmamsyah/Times Indonesia)
Saat ngamen dipinggir jalan, mereka membawa alat drum bas bleng, bas cello, teplak dan angklung. Sedangkan untuk lokasi mengamen pun berpindah pindah tempat.
"Kalau berangkat mengamen di luar kota biasanya menyewa mobil. Lokasinya kota kota di Jawa Tengah bagian tengah ke timur. Tiap hari pindah pindah. Kalau di Blora ya kadang disini kadang di Perempatan Bangkle atau Pasar Jepon," sambungnya.
Angga menceritakan bahwa mengamen keliling ini dilakoninya, ketika grup mereka sepi job nikahan atau sunatan.
"Ya kadang saat mengamen dapat job juga, kemarin dapat di Demak, kalau Minggu depan di Solo dan Grobogan. Untuk tarif kami patok per jam 650 ribu. Mau request nambah penyanyi juga boleh. Namun bedanya, kalau pas acara hajatan kami menggunakan seragam," terangnya.
Terkait hasil yang didapat sekali mengamen, Angga, Ega, Ikbal, Slamet, Agus, enggan menjawab dan mengatakan tidak tentu.
Sementara itu, Agus juga menceritakan bahwa dia dan rekannya juga memiliki pengalaman kurang enak, dan hanya bisa pasrah.
"Pernah sih mas ditegur atau dibubarkan Satpol PP. Tapi ya kita ikhlas saja, tidak apa apa. Kami kadang mau izin juga kemana, bingung. Niat kami baik, hanya cari duit halal dan menghibur," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |