DBD Ancam Kawasan Sono Indah Surabaya, BHS Langsung Fogging Rumah Warga

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dewan Pakar DPP Partai Gerindra sekaligus Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim, Bambang Haryo Soekartono (BHS) bersama para relawan BHS Peduli terjun langsung di lingkungan masyarakat untuk melakukan fogging atau pengasapan.
Fogging kali ini menyasar Kampung Sono Indah, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. BHS mengatakan, aksi fogging bertujuan untuk mengantisipasi peredaran nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Belakangan kasus DBD memang meningkat di beberapa daerah.
Advertisement
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur tercatat ada 69 kasus DBD yang tersebar di beberapa daerah Jatim sepanjang Januari 2022 ini.
Di Kampung Lele Sono Indah II, BHS juga mengunjungi rumah warga yang anaknya baru saja terkena DBD. Kemudian Anggota DPR-RI periode 2014-2019 itu melakukan fogging di kawasan sekitar. Dia menyatakan keprihatinan. Menurut keterangan warga setempat, terdapat dua orang terjangkit DBD.
Selama ini Puskesmas hanya bisa meminjamkan alat fogging namun tidak bisa langsung melakukan aksi pengasapan keliling.
"Kami dari BHS peduli setelah mendengar ada dua warga langsung bergerak untuk mencegah penyebaran dengan penyemprotan fogging di wilayah sekitarnya," ujar BHS, Sabtu (22/1/2022).
Fogging menyasar beberapa RT. BHS juga melakukan sosialisasi pencegahan DBD dengan langkah 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur). Dia juga memberikan vitamin bagi warga dan susu bagi anak-anak agar daya tahan tubuh mereka meningkat di tengah perubahan cuaca menuju musim hujan.
"Saya juga mengimbau agar jemuran pakaian bekas kita seyogyanya harus langsung dicuci jangan sampai menimbun dan menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
Selain lingkungan RT, Relawan BHS Peduli juga mem-fogging kebun dan selokan air. "Saya harap masyarakat bisa melakukan ini sehingga terhindar dari demam berdarah," tandasnya.
BHS mengimbau kepada warga apabila menemukan tanda-tanda DBD seperti demam dua hari dan bintik-bintik merah pada tubuh agar segera menghubungi pusat pelayanan kesehatan terdekat. Ia juga meminta agar Puskesmas lebih pro aktif turun untuk memeriksa kesehatan warga.
Dia juga menyatakan keprihatinan karena salah seorang anak sempat terlambat sampai seminggu dibawa ke rumah sakit mendapatkan pelayanan karena ketidaktahuan orang tua. "Alhamdulillah adik kuat dan bisa kembali sehat," terangnya.
BHS berbincang bersama Ketua RW Istoyo dan warga yang anaknya terpapar DBD, Sabtu (22/1/2022)
BHS pada kesempatan ini berharap agar Puskesmas bisa melakukan aksi jemput bola. "Ini adalah tugas Puskesmas sebenarnya. Jadi begitu ada warganya sakit, Puskesmas harus turun untuk mengecek ataupun sekaligus memastikan kesehatan warga," jelasnya.
Jemput bola itu antara lain untuk memastikan kesehatan dan gizi warga. Apakah warga sehat atau tidak, kalau tidak sehat maka tugasnya memperbaiki lingkungan itu.
"Itu wajib dan Puskesmas itu sebenarnya punya kewajiban untuk mendeteksi semua penyakit ataupun kesehatan dari warganya. Kita harapkan Puskesmas harus pro aktif, jadi bukan warganya," bebernya.
Sementara itu, Ketua RW III Sono Indah, mengatakan, pihaknya memang tidak bisa memperkirakan penularan demam berdarah. Namun sebagai langkah antisipasi, ia mengapresiasi aksi BHS Peduli melakukan fogging di wilayah tersebut. Karena nyamuk dewasa pembawa virus bisa jadi menggigit kepada warga lain.
Kehadiran BHS Peduli sekaligus melengkapi layanan kader kesehatan dan Bumantik yang secara rutin melakukan sosialisasi DBD.
"Kami mewakili warga berterimakasih sekali karena aksi nyata Bapak Bambang Haryo Soekartono (BHS). Aksi seperti ini sangat dibutuhkan oleh warga. Ini yang dibutuhkan oleh warga tidak sekedar slogan-slogan," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |