Peristiwa Daerah

NKRI Harga Mati Baru Sebatas Slogan, Ini Pesan Gubes UIN Jember kepada NU Ibu Kota Nusantara

Senin, 24 Januari 2022 - 09:10 | 122.13k
Pelantikan Pengurus Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, Minggu (23/1/2022). Prof Haris Singgung soal NKRI Harga Mati. (Foto: Dok. Prof Haris for TIMES Indonesia)
Pelantikan Pengurus Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, Minggu (23/1/2022). Prof Haris Singgung soal NKRI Harga Mati. (Foto: Dok. Prof Haris for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Wakil Ketua Lembaga Dakwah NU Jawa Timur yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember Prof M. Noor Harisudin mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama telah lama memproklamirkan bahwa NKRI Harga Mati. Namun, slogan tersebut hanya sebatas slogan dan belum ditindaklanjuti dalam kehidupan, khususnya oleh kalangan Nahdliyyin.

Hal tersebut disampaikan Prof Haris, sapaan Harisudin, dalam acara Pelantikan Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, di Graha MWC NU Sepaku, Minggu (23/1/2022)

Advertisement

“Kita tidak mau jika 'NKRI Harga Mati' hanya sebatas slogan," tegas Prof Haris di hadapan sekitar 600 peserta yang hadir di acara tersebut.

Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember tersebut meminta agar pengurus NU sektor slogan tersebut dengan aktif berperan dalam berbagai kehidupan. 

Khususnya bagi Nahdliyyin di Kecamatan Sepaku yang sekarang menjadi Ibu Kota Nusantara.

"Saya berharap agar masyarakat Kecamatan Sepaku, khususnya warga Nahdliyyin untuk segera melakukan percepatan-percepatan. Hal tersebut penting dilakukan karena Kecamatan Sepaku menjadi tempat Ibu Kota Negara Indonesia," ujar Prof Haris, yang juga menjadi Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara itu.

Dia menjelaskan, Dengan dipilihnya Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajem Paser Utara sebagai Ibu Kota Negara, maka menjadi kesempatan tersendiri bagi warga Nahdliyyin Sepaku untuk ikut berkontribusi dalam program pembangunan nasional.

"Warga Nahdliyyin nantinya bisa meminta kepada pemerintah agar 10% dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal dari warga pribumi atau warga asli Sepaku," tutur Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia tersebut.

Selain itu menurut Prof Haris juga mengatakan bahwa warga Kecamatan Sepaku patut bersyukur atas dipilihnya Kecamatan Sepaku sebagai Ibu Kota Negara Indonesia.

“Mungkin orang-orang tidak akan melirik ke sini (Kecamatan Sepaku), tapi alhamdulillah berkat doa warga Sepaku dan masyarakat sekitar, wilayah ini terpilih menjadi Ibu Kota Negara Indonesia,” ujar pria yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

Pada kesempatan itu pula Prof Harisudin berpesan agar pengurus NU memiliki bekal yang cukup. Salah satunya memahami pilar NU.

“Pilar NU itu harus dijangkau. Yaitu fikrah nahdliyah, harakah nahdliyah, dan amaliyah hahdliyah. Pengurus NU harus memiliki tiga hal ini sebagai bekal pengetahuan dalam menjalankan organisasi NU,” tuturnya.

Sementara itu, tugas jam'iyyah NU, lanjut Prof Haris, juga tidak kalah penting untuk menjangkau, khususnya bagi para pengurus mengomel NU Se-Kecamatan Sepaku yang baru dilantik tersebut.

“Sebagai jam'iyyah, juga penting untuk memahami tugas jam'iyyah NU. Yaitu tugas diniyah, wathaniyah dan ijtimaiyah," menyimpulkan tentang slogan NKRI Harga Mati. Hadir pada kesempatan itu Pengurus PCNU Penajem Paser Utara, MWC NU Kecamatan Sepaku, Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku, Muslimat, Fatayat, Ansor, Camat, Polsek dan Danramil.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES