Menilik Prosesi Ritual Sung Sien di Klenteng Eng Ang Kiong Kota Malang Jelang Imlek

TIMESINDONESIA, MALANG – Jelang perayaan Imlek tahun 2022 ini, Klenteng Eng Ang Kiong di Kota Malang mulai melakukan berbagai prosesi yang disebut ritual Sung Sien untuk menghantarkan para dewa kembali ke kayangan, bertemu tuhan yang maha esa.
Ada dua proses yang berjalan, diantaranya sembayang dengan mengelilingi 18 altar para dewa dan memandikan berbagai patung dewa yang berjumlah sebanyak 28 dewa di Klenteng Eng Ang Kiong.
Advertisement
Wakil Ketua Yayasan Klenteng Eng Ang Kiong, Herman Subianto mengatakan, proses ini dilaksanakan satu minggu sebelum perayaan Imlek. Ritual tersebut dilakukan para tokoh agama dari tiga kepercayaan, yakni Tao, Kong Hu Cu dan Budha.
"Kita adakan bersih-bersih dan sembayang ini untuk menghantarkan para dewa kembali ke kayangan bertemu tuhan yang maha esa. Jadi melaporkan semua kegiatan insani mulai dari buruk, baik dan kebijakan semua di laporkan kepada tuhan," ujar Herman, Rabu (26/1/2022).
Proses sembayang mulai dilakukan sejak pukul 10.00 WIB yang diikuti oleh sekitar 40 perwakilan dari tiga kepercayaan yang disebut Tridharma.
Selanjutnya, proses pembersihan patung-patung para dewa pun dilakukan mulai pukul 12.00 WIB yang terselesaikan selama tiga hari ke depan jelang Imlek tanggal 1 Februari 2022 mendatang.
"Altar para dewa hingga patung-patung kita bersihkan dengan air kembang ya. Tujuannya biar bersih saat nanti perayaan Imlek dari terlihat 'fresh'," ungkapnya.
Tentu, dalam perayaan Imlek tahun 2021 ini dilakukan secara sederhana. Sebab, memang masih berada ditengah pandemi Covid-19 sama dengan dua tahun sebelumnya.
Herman menjelaskan, untuk perayaan Imlek tahun ini usai melaksanakan ritual penghantar dewa, hanya menjalankan kegiatan sembayang yang diikuti para tokoh dan juga umat yang terbagi dalam jam kedatangan di satu hari penuh.
"Jadi waktunya pagi sampai malam. Pagi biasanya para tokoh sekitar 40an tadi. Kalau umat ratusan karena datang bergantian sejak pagi hingga malam saat imlek nanti," jelasnya.
Dengan perayaan Imlek di tahun 2022 dengan Sio Macan, lanjut Herman, harapannya para umat dapat terhindar dari mala petaka, penyakit dan dilancarkan rejekinya.
Apalagi, Klenteng yang sudah berdiri sejak 1825 silam memiliki makna mendalam. Nama Eng Ang Kiong ternyata bermakna istana keselamatan dalam keabadian tuhan atas persembahan kepada Dewa Bumi atau Hok Tek Ceng Shin sebagai dewa tertua yang hampir berusia 3.000 tahun lebih.
"Semua usaha bisa lancar. Dewa bumi ini juga keselamatan manusia. Bisa terhindar dari mala petaka dan penyakit (seperti pandemi Covid-19) sekarang ya," tandas Wakil Ketua Yayasan Klenteng Eng Ang Kiong, Kota Malang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |