Peristiwa Daerah

Grand Opening, Warung Godong Gedang Tumpang Gelar Pentas Reog dan Jaranan

Jumat, 04 Februari 2022 - 16:14 | 124.10k
Penampilan seniman reog dan jaranan Putra Surya yang meramaikan acara pembukaan warung makan Pawon Godong Gedang Tumpang, Kamis (3/2/2022). (foto-foto: TIMES Indonesia)
Penampilan seniman reog dan jaranan Putra Surya yang meramaikan acara pembukaan warung makan Pawon Godong Gedang Tumpang, Kamis (3/2/2022). (foto-foto: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Warung makan ala pedesaan, Pawon Godong Gedang di Dusun Ngingit, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang menghelat pentas kesenian jaranan dan reog grup Putra Surya sekaligus menandai grand opening, Kamis (3/2/2022). Rombongan seniman reog dan jaranan tersebut berasal dari Kediri.

Sebanyak 85 personel seniman jaranan dan reog memukau tamu undangan dan masyarakat dari berbagai elemen yang datang. Sejak sore hingga malam hari.

Advertisement

Kondisi hujan yang mengguyur kawasan Tumpang sore itu, tak menghalangi  antusias masyarakat berduyun duyun datang. Maklum, ini bisa disebut pentas jaranan dan reog kali pertama setelah dua tahun  pandemi Covid menyerang tanah air. Alunan gamelan jaranan dan reog terdengar semarak riuh seiring dengan suara para sinden.

Reog-Jaranan-2.jpg

“Pastinya seneng, ini pertama kali di sini,” ujar Ningsih, 28 tahun, warga sekitar yang ikut menyaksikan bersama anaknya. 
Para seniman jaranan dan reog juga mengakui hal itu.  

“Hari ini pertama kali kami manggung lagi selama pandemi,” tutur Joko Utomo mewakili rombongan Putra Surya.

Ia  menambahkan, bahwa seni jaranan dan reog termasuk dalam tari kreasi sehingga tidak seratus persen tradisional. Setiap daerah di Jawa Timur memiliki kesenian jaranan yang berbeda-beda. Namun memang selalu ada atraksi debus ataupun kesurupan.

Reog-Jaranan-3.jpg

Pemilik warung makan Godong Gedang Tony Hindra  Widjaya menjelaskan, acara ini digelar selain sebagai bentuk syukuran dibukanya warung makan, juga bentuk upaya melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya Jawa Timur. 

“Tujuan menggelar pentas ini untuk nguripi (menghidupi) budoyo,” ujar Tony Hindra Wijaya.

Selaku pemilik Tony dan istrinya Ratih mengaku tidak ada tujuan selain mendukung kegiatan kebudayaan. Untuk bisnis, lanjut Tony, itu  nomor dua.

"Sejak ada rumah makan kami ini, masyarakat sudah nggak takut lagi lewat jalur sini,” tambah Tony.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya ia ditawari oleh pemilik sebelumnya untuk membeli bangunan ini.

Reog-Jaranan-4.jpg

“Jadi dari awal memang seperti gini bentuknya, nggak ada yang diubah,” imbuhnya.

 Sekilas nampak topeng perwujudan Lembusuro dan Mahasuro menghiasi pilar kayu di dalam resto yang berbentuk rumah tradisional Jogja ini, topeng tersebut diyakini sebagai Raja yang menguasai alam gaib. Juga nampak topeng Mbah Kung dan Uti menghiasi pilar.

Pengunjung Pawon Godong Gedang mayoritas berasal dari kota sekitar Malang, yaitu Madiun, Kediri bahkan Ngawi. Menu yang ditawarkan beragam, mulai dari 10 ribu hingga 17 ribu. Jam buka restoran ini mulai pukul 07.00 Pagi sampai 19.00 Malam. Suasana semakin larut, namun pengunjung terus berdatangan. Ada yang sekedar ngopi santai sambil bercengkrama, juga makan berat bersama keluarga. Semua terasa hangat dan menyatu dengan deru aliran sungai di samping Pawon Godong Gedang. (*)

 

Pewarta: Reginacaeli Agnia Ockinanti, Esa Agustin, Hilyati Ulul Azmi, Hamdan Khoiru Abdillah

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES