Tergolong Kota Metropolitan, SDM Kota Malang Didorong Perkuat Kecerdasan Digital

TIMESINDONESIA, MALANG – Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota kuliner menjadi jujugan masyarakat untuk berkunjung, baik untuk menimba ilmu, maupun berwisata dan berbisnis. Tak heran jika Kota Malang disebut sebagai kota metropolitan.
"Secara administratif Kota Malang adalah kota besar. Tapi secara aktivitas, Kota Malang adalah kota metropolitan," kata Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber di acara Diskusi Kolaboratif Sinergi Merawat Optimisme Kota Malang Menyambut 2022 yang digelar oleh Skema Institute di 11:12 Cafe.
Menjadi kota metropolitan, kata Erik, memiliki dinamika yang luar biasa. Pendatang yang menetap di Kota Malang jumlahnya sangat banyak. Rata-rata disokong oleh pelajar atau mahasiswa.
"Fenomena kota metropolitan sangat luar biasa baik dari sisi infrastruktur yang harus disempurnakan seperti kemacetan, genangan, persampahan, itu semua terasa. Demikian pula hal non infrastruktur karena beragamnya latar belakang masyarakat yang ada di sini," jelasnya.
Untuk itu, Erik menyampaikan perlunya ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia percaya SDM Kota Malang sudah tidak diragukan lagi karena Kota Pendidikan.
"SDM saya pikir gak perlu diragukan ya Kota Malang kota pendidikan. Baik tingkat SD SMP SMA sampai perguruan tinggi. Malang jadi tempat penggodokan, banyak lembaga pendidikan yang berkualitas. Tokoh-tokoh nasional dan internasional yang lahir dan berkembang di Kota Malang sudah tidak diragukan lagi," paparnya.
Abd Rohman, dosen FISIP Unitri Malang yang juga menjadi narasumber di acara tersebut menambahkan bahwa masyarakat Kota Malang harus cerdas berdigital.
"Di medsos kita harusnya berkomentar dengan bijaksana yang sifatnya membangun. Kita berupaya menjaga kualitas SDM yang bisa meningkatkan ekonomi, agar ada kebijakan yang mendorong SDM lebih cerdas berdigital," tegasnya.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani menyambut baik kegiatan diskusi kolaboratif ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini penting digelar untuk menstimulasi dan menjaring aspirasi masyarakat.
"Kita tidak bisa berdiri sendiri harus bersinergi. Saya sendiri sebagai perwakilan masyarakat perlu mendapat masukan dari masyarakat yang itu harus diperjuangkan dan dituangkan dalam kebijakan program. Kalau kita tidak mengerti kita sulit apa yang diinginkan masyarakat. Apa yang kita potret belum tentu sesuai keinginan masyarakat ya. Forum kritis perlu diadakan sehingga kita dapat input yang positif," bebernya.
CEO Hasta Group M Anas Muttaqin juga menyambut kegiatan diskusi kolaboratif ini dengan baik. Ia berharap kehadiran para aktivis mahasiswa dan pemuda di Kota Malang terus mengisi dan mengawal pembangunan SDM Kota Malang.
"Ide dan sumbangsih pemikiran kritis dari pemuda yang menjadikan Kota Malang ini semakin sehat," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Skema Institute Harianto melaporkan kegiatan yang diikuti oleh OKP, pemuda lintas organisasi ini berlangsung gayeng. Masukan dari berbagai arah mewarnai jalannya diskusi.
"Sesuai harapan kita di awal, kita ingin mengumpulkan pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk menyampaikan apa progres sejauh ini pembangunan yang ada di tengah pandemi. Pihak lain juga kita ajak untuk berdiskusi," terangnya.
Di tahun 2022 ini pihaknya bakal terus meramaikan forum-forum diskusi pemuda untuk pembangunan SDM yang lebih baik bagi Kota Malang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Sholihin Nur |