Berbekal Pensil dan Bolpoin, Pemuda Kota Batu Ini Raup Jutaan Rupiah

TIMESINDONESIA, BATU – Cukup berbekal alat tulis berupa pensil dan bolpoin, pemuda bernama David Praditya Aradea ini bisa mendapatkan jutaan rupiah. Bagaimana bisa? Berbekal keahliannya menggambar tiga dimensi, pemuda Kota Batu ini mengembangkan usaha commission art.
Gambar-gambar otomotif 3 dimensi yang dibuat oleh pasangan Poernomo Boedijono dan Sri Handayani, warga Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur ini memikat banyak orang, sehingga alumnus ITN ini kebanjiran pesanan.
Advertisement
Pundi-pundi rupiah dan mata uang dollar pun bisa dihasilkannya lewat gambar motor atau mobil yang sudah dimodifikasinya. Ya, gambar otomotif yang dibuatnya ini membuat siapa saja ingin menjadikan mobil atau motor kesayangan mereka untuk digambar oleh David Aradea.
“Rata-rata yang memesan desain ke saya, karena mereka ingin memodifikasi kendaraan kesayangan mereka. Sebelum mewujudkan dalam bentuk nyata, mereka ingin mendapatkan gambarannya akan diapakan kendaraan mereka,” ujar laki-laki kelahiran 22 Juli tahun 1996.
Usaha ini mulai dirintisnya tahun 2016, berawal dari hobi menggambar tiga dimensi. David mengunggah salah satu karyanya ke Instagram @davidaradea miliknya. Dari situ satu persatu pujian muncul dan pemesan gambar pertamanya adalah warga Kalimantan.
Orang Kalimantan ini memintanya untuk membuat gambar modifikasi motor miliknya. Hasilnya, warga Kalimantan ini menyukai karya David dan memberikan imbalan sebesar Rp400 ribu untuk sebuah karya gambar modifikasi motor yang dibuatnya.
Penghargaan ini membuat David semakin bersemangat untuk berkarya. Pesanan pun semakin banyak, ternyata karya buatannya menjadi perbincangan dari mulut ke mulut. Pemesan desain kedua, ternyata adalah teman dari konsumen pertamanya.
David pun berkeinginan mengembangkan pasar, ia pun kemudian membuat gambar yang disertai keterangan berbahasa Inggris. Sehingga lambat laun penggemarnya bukan hanya Warga Negara Indonesia saja, namun banyak dari luar negeri.
“Dari Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Selandia Baru. Satu desain saya rata-rata dihargai 100 dollar Amerika Serikat,” ujar David kepada TIMES Indonesia. Selain membuat obyek lukisan kendaraan kesayangan pemesan, terkadang ia juga membuat konten modifikasi dari kendaraan pabrikan.
Namun menurut David, ketika ia membuat konten ini, justru sepi respon dari perusahaan otomotif. “Hanya satu yang berkomentar terima kasih atas masukkannya, akan jadi pertimbangan produk selanjutnya, lainnya tidak ada yang merespon. Justru yang banyak merespon Instagram saya dari wartawan,” ujarnya.
Pemuda Kota Batu ini berharap agar desain gambar otomotif commission art yang dibuatnya bisa dipercaya oleh perusahaan otomotif dengan mengembangkan desain yang dibuatnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |