Peristiwa Daerah

Soal Wayang Haram, Dalang Kondang Wayang Golek Angkat Bicara

Selasa, 15 Februari 2022 - 22:44 | 139.28k
Dalang wayang golek Dadan Sunandar Sunarya (tengah) berfoto bersama Bupati Bandung Dadang Supriatna dan Wabup Bandung Sahrul Gunawan. (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Dalang wayang golek Dadan Sunandar Sunarya (tengah) berfoto bersama Bupati Bandung Dadang Supriatna dan Wabup Bandung Sahrul Gunawan. (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pernyataan dari penceramah Ustadz Khalid Basalamah yang menyatakan wayang haram dan harus dimusnahkan, memicu reaksi dari para para dalang di tanah air. 

Tokoh pedalangan Jawa Barat dari Padepokan Giri Harja, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Dadang Sunandar Sunarya menilai, pernyataan Ustadz Khalid Basalamah itu keluar dari mulut orang yang tidak memahami kebudayaan Indonesia. 

Advertisement

Padahal wayang menjadi salah satu media penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Tanah Jawa. Wali Songo, khususnya Sunan Kali Jaga menyebarkan ajaran Islam melalui media wayang.

"Secara pribadi saya memaklumi, karena mungkin beliau tidak tahu tentang kebudayaan dan sejarah penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Tanah Jawa. Wajahnya beliau juga tidak terlihat seperti orang Indonesia. Jadi, maklum saja kalau tidak paham soal hubungan wayang dan penyebaran Islam," kata Dadan kepada wartawan, Selasa (15/2/2022). 

Sepanjang perjalanan bangsa ini, lanjut Dadan, wayang terbukti efektif menjadi media dakwah dan penyebaran agama Islam. Bahkan, hingga sampai hari ini pun wayang masih dijadikan bagian dari kehidupan beragama masyarakat, bahkan bisa menjadi media dakwah.

"Contohnya, khitanan anak dan nikahan wayang masih dipakai sebagai bagian dari acara itu. Kan khitanan dan nikahan itu adalah bagian dari ajaran Islam. Nah, kalau diharamkan, kenapa para kyai-kyai dari dulu sampai sekarang tidak melarangnya," ujarnya.

Bahkan, lanjut Dadan, para kyai di berbagai pesantren pun saat mengajarkan keilmuannya dengan menggunakan cerita-cerita dan terminologi yang ada dalam pewayangan. Selain itu, cerita pewayangan di tanah Jawa apalagi dalam kebudayaan Sunda, mengalami adaptasi dan kental dengan ajaran Islam. 

"Seperti dalam cerita Mahabarata dan Ramayana, tokoh Drupadi itu kan diceritakan bersuamikan lima orang (poliandri). Tapi dalam cerita wayang Sunda itu hanya bersuamikan satu orang. Kemudian, kalau di India dewa itu tuhan, namun dalam wayang Sunda tokoh dewa itu bisa dikalahkan oleh tokoh si Cepot. Nah, hal seperti ini adalah bagian dari adaptasi dengan ajaran Islam," urainya.

Bahkan, kata Dadan, para dalang yang ada di tanah Jawa dari dulu hingga saat ini, selalu menjadikan wayang sebagai media dakwah. Termasuk dirinya, yang lahir dan dibesarkan dari keluarga dalang, banyak belajar ilmu agama dari cerita pewayangan. Dan ketika mendalang pun ia selalu menjadikan wayang sebagai media dakwah.

"Begitu juga saat jamannya almarhum Abah Asep Sunandar. Beliau itu mengeluarkan berbagai dalil agama saat mendalang. Dan hasilnya itu sangat efektif, saya menyaksikan ada seorang garong yang tiba-tiba bertaubat setelah menyaksikan lakon wayang Si Cepot Kembar. Orang itu datang ke rumah kami dan menyatakan diri bertaubat. Nah, itu kan bukti jika wayang itu benar-benar media dakwah yang efektif," tuturnya.

Dadan melanjutkan, sebagai orang yang lahir dan dibesarkan dari keluarga dalang, tentu tersinggung dengan ucapan ustadz Khalid Basalamah tersebut. Tapi sebagai orang Sunda yang pemaaf ia memaklumi ketidaktahuan dan ketidakpahaman Ustadz Basalamah. 

Namun jika ada para pihak yang berniat menuntut ke jalur hukum, ia pun mendukung langkah tersebut. Dengan tujuan untuk memberikan efek jera kepada yang bersangkutam dan juga memberikan peringatan kepada masyarakat agar tidak lebih bisa menjaga ucapan dan perbuatannya.

"Sampai sekarang saya Islam dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Alangkah baiknya jika kita ini yah sama-sama saja berdakwah. Kami para dalang bertausiah melalui wayang dan beliau melalui ceramah-ceramahnya yah. Nah, soal urusam hukum saya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib," kata Dadan yang juga Wakil Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia  (Pepadi) Kabupaten Bandung. 

Dadan menjelaskan, jumah dalang wayang golek dan komunitas pewayangan di Jawa Barat terbilang banyak, bisa mencapai ribuan orang dan tersebar disetiap Kabupaten/Kota. Di Kabupaten Bandung saja, jumlah dalang ada ratusan orang. Untuk di Kabupaten Bandung, paling banyak berada di Padepokan Giri Harja di Jelekong Kecamatan Baleendah yakni lebih dari 20 orang.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES