Peristiwa Daerah

Ini Bacaan yang Digunakan Padepokan Tunggal Jati Nusantara, Mulai dari Zikir Hingga Ucapan Salam ke Nyi Roro Kidul

Kamis, 17 Februari 2022 - 11:22 | 881.49k
Abdul Haris, Ketua MUI Jember beserta pihaknya yang melakukan kajian terhadap kelompok Tunggal Jati Nusantara, penyelenggara ritual maut di Pantai Payangan. (Foto: dok TIN)
Abdul Haris, Ketua MUI Jember beserta pihaknya yang melakukan kajian terhadap kelompok Tunggal Jati Nusantara, penyelenggara ritual maut di Pantai Payangan. (Foto: dok TIN)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Rumor tentang aliran kepercayaan dan ritual kelompok Tunggal Jati Nusantara masih menjadi misteri. Hal tersebut membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI Jember) turun tangan untuk menelisik lebih dalam, hingga kemarin, (16/2/2022) MUI Jember menerbitkan surat hasil kajian terhadap kelompok Tunggal Jati Nusantara. 

Berdasarkan surat hasil kajian dari MUI yang diterima TIMES Indonesia, kelompok ini mengajarkan sejumlah bacaan yang dalam kondisi tertentu dapat membuat pembacanya menyatu dengan Allah serta melihat Allah di dunia. Selain itu kelompok ini juga menjalin hubungan dengan Nyi Roro Kidul dan memberikan sesajen padanya. 

Advertisement

"Nur Hasan sendiri mengaku mempunyai selendang warna hijau dan blangkon yang diberi oleh Nyi Roro Kidul. Kelompok ini juga memiliki ajaran yang mereka sebut sebagai dulur papat limo pancer yang tidak bisa dijelaskan kepada selain murid khusus Nur Hasan. Selain itu menurut saksi juga diajarkan ajaran agama pada umumnya semisal menjaga shalat, berbakti pada orang tua dan semacamnya," ungkap Abdul Haris, Ketua MUI Jember. 

Selain itu, lanjut ketua MUI Jember, pihaknya juga menguak tentang bacaan dzikir yang kerap mereka baca. Diantaranya seperti, La ilaha illallah, Allah, Ya Hu, Ya Hu Allah, Hu, Ya, dan Istighfar

"Masing-masing dibaca minimal sebanyak 7x saat sesi semedi di rumah dan di pantai. Zikir tersebut juga dianjurkan untuk dibaca oleh anggota setiap malam di atas jam 12 malam dan mereka menyebutnya sebagai zikir da’im," imbuhnya. 

Abdul Haris juga mengatakan, dalam sesi semedi di rumah, sebelum zikir tersebut dibaca juga membaca surat al- Fatihah, al-Falaq, an-Nas, alif lam mim, lalu ayat kursi. Saat berendam di sungai dibaca berulang kali hingga berendam selesai. 

"Adapun saat semedi di pantai laut selatan ada tambahan bacaan salam pembuka yang dianggap sebagai tata krama kepada Nyi Roro Kidul yang diyakini sebagai penunggu tempat tersebut," kata Ketua MUI Jember. 

Berikut bacaan yang dilakukan kelompok Tunggal Jati Nusantara saat semedi di pantai laut selatan: 
Shalawah walaiwasalam 3x
Bismillahirrahmanirrahim 3x
Kaulo putro ngaturaken sembah sungkem pangabekti 
Kaulo kunjuk dumateng panjenengan dalem kanjeng gusti ratu wonten ing kraton suci samudro kidul. 

Kemudian saat ritual berlangsung, anggota kelompok duduk bersila menghadap ke laut dengan membaca bacaan zikir sebagaimana ditulis sebelumnya. Proses dilanjutkan dengan pemberian pesan spiritual dan atraksi tenaga dalam serta pembacaan shalawat. 

"Di depan mereka duduk juga dipersiapkan sesajen yang terdiri dari: degan hijau, kembang telon, minyak basalwa biru, kinangan lengkap dan lima macam buah-buahan. Apabila sesajen tersebut telah dibawa oleh ombak, maka mereka menganggap bahwa sesajennya telah diterima," beber Abdul Haris. 

Saat hendak pulang, kelompok Tunggal Jati Nusantara tidak lupa mengucapkan salam kembali sebagai berikut:
Sembah sungkem pangabekti kaulo kunjuk dadosno kaweningan panjenengan dalem sak lengser kaulo. Dalem mugi kalis sangking rubedo ing sambi kaulo berkah pangestu panjenengan dalem kang tansah kaulo pundi.
Shallallahu alaihi wasallam,
diulangi tiga kali. 

Menurut keterangan Bayu, anggota padepokan Tunggal Jati Nusantara, beberapa bacaan di atas tidak boleh ditulis di handphone karena bisa meledak dan para anggota hanya diperbolehkan untuk menghafalnya. Selain bacaan di atas, menurut pengakuan Dimas, sang guru (Nur Hasan, red) juga mengajarkan bacaan hanacaraka yang dibaca dari depan ke belakang lalu dibalik dari belakang ke depan yang diyakini sebagai mantra perlindungan diri. 

Begitulah hasil kajian MUI Jember terkait kelompok Tunggal Jati Nusantara yang 11 anggotanya meninggal dunia terseret ombak saat ritual di Pantai Payangan Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES