Rindoe Order, Media Lestarikan Budaya Sunda di Kota Tasikmalaya

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Beragam media dipakai untuk menyampaikan pesan moral dalam mengajak melestarikan budaya Sunda, salah satunya dengan pementasan drama sisindiran berbahasa Sunda yang digelar di Ballroom Grand Metro , Jalan H Z Mustofa, Kota Tasikmalaya.
Pemeran drama garapan naskah Bode Riwandi yang dibawakan oleh Group Sandiwara Rindoe Order Andy Kusmayadi kepada TIMES Indonesia, Rabu (2/3/22) siang menuturkan drama sisindiran (berbalas pantun), memiliki sarat makna sebagai pepatah kehidupan masyarakat sekarang.
Advertisement
Bode Riswandi Akademisi Universitas Siliwangi, seniman sekaligus Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya penulis naskah Drama Musikal Folklore dalam bahasa Sunda. (FOTO: Bode Riswandi/TIMES Indonesia)
Andy Kusmayadi yang berperan sebagai Aki (Kakek) didampingi Euis Suryaningsih yang berperan sebagai Nini (Nenek) menuturkan saat ini keberadaan nilai-nilai budaya Sunda sudah mulai luntur di masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Andy yang juga sebagai anggota Daya Mahasiswa Sunda, diperlukan adanya media dengan kemasan seni yang menghibur untuk membantu melestarikan budaya bumi Parahiangan jangan sampai tergerus oleh budaya asing.
Drama Musikal Folklore yang berisi pantun atau sisindiran berbahasa Sunda, menjadi suguhan pertunjukan itu menjadi acara pembuka "Sosialisai Peran Penting Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Dalam Pengembangan Daerah",
Pementasan sandiwara ini digelar dalam acara sosialisasi yang digagas Sekretariat Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Acara ini dihadiri Anggota Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Kebudayaan dari Komisi X DPR-RI, Ferdiansyah dan Kepala Dinas Pemuda, Olah raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Hadian.
Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Iin Aminudin, juga lebih dari 200 orang peserta sosialisasi dari berbagai kalangan, mulai dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya, MGMP Sejarah, dan pelaku seni.
Foto bersama usai pementasan Drama Musikal Folklore dalam bahasa Sunda di Ballroom Hotel Grand Metro Tasikmalaya, Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Sementara itu Bode Ruswandi, penulis naskah yang juga seorang Akademisi di Universitas Siliwangi sewaktu dihubungi melalui telepon selulernya, menuturkan dalam adegan yang memerankan aki dan nini tersebut, membahas fenomena kehidupan masa kini melalui sisindiran sebagai dialog dalam penuturan cerita.
Dialog kedua pemeran utama juga sarat pesan moral yang penuh makna bagi masyarakat luas.
"Kawih, sisindiran dan beberapa folklore lainnya adalah kekuatan intelektual dan kecerdasan ekspresif yang tak ternilai harganya. dalam Folklore itu terpendam banyak pesan dan nilai, termasuk sikap sensitivitas ttg gejala sosial yang terjadi," pungkasnya terkait pelesatarian budaya Sundadi Kota Tasikmalaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |