Jembatan Gantung Anyaman Bambu Penghubung Cijulang-Batukaras Tinggal Kenangan

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Jembatan gantung anyaman bambu penghubung Desa Cijulang ke Desa Batukaras di Kecamatan Cijulang kini tinggal kenangan. Jembatan tersebut kini direnovasi dengan menggunakan bahan material modern dan diberi nama Jembatan Simpay Asih Cijulang.
Konstruksi jembatan masih model gantung dengan bahan lantai plat eser, full baja dengan sistem pengerjaan knokdon atau full baud. Material yang digunakan berasal dari Negara Sweedia yang memiliki kualitas terbaik.
Advertisement
Jembatan Simpay Asih Cijulang ini memiliki panjang 60 meter dengan lebar 1,5 meter, tetapi estetika dan ikon jembatannya tidak hilang dari konsep jembatan gantung anyaman bambu sebelumnya.
Ketika masih jembatan gantung anyaman bambu bentuknya sederhana, namun mampu menarik wisatawan, baik lokal maupun asing.
Bagi yang tidak terbiasa melewatinya, jembatan gantung anyaman bambu yang memiliki penyangga kawat itu dapat menciutkan nyali lantaran tanpa pengaman memadai.
Jembatan gantung anyaman bambu itu dibangun pada tahun 1970 untuk memenuhi kebutuhan warga setempat beraktivitas, terutama yang hendak pergi ke pasar.
Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, dulu jembatan gantung ini sangat sederhana sekali. Keunikannya apabila melewati jembatan gantung anyaman bambu ter ayun-ayun, hal inilah yang menjadi minat turis asing.
"Renovasi jembatan gantung anyaman bambu bisa terealisasi berkat dorongan dari eks Pangdam III Siliwangi Agus Subiyanto yang sekarang menjabat Wakasad dengan bantuan CSR dari Yayasan Buddha Tzu Chi," tambah Jeje.
Jembatan gantung ini akan jadi jalan pintas mempercepat jarak pengguna sepeda motor dari Cijulang ke Pantai Batukaras atau sebaliknya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |