Ada Bom Molotov di Lokasi Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Puluhan orang terluka dan satu orang meninggal akibat bentrok perguruan silat antara PSHT dan Pagar Nusa yang terjadi di Dusun Sidomukti, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (10/3/2022) dini hari.
Selain menggunakan kayu, besi, pedang, parang dan clurit, di lokasi kejadian juga ditemukan bekas bom molotov. Baik yang sudah meledak, ataupun yang masih utuh.
Advertisement
Ada juga aksi menembakkan kembang api. Selain itu, saat bentrok berlangsung, kedua pihak perguruan silat juga terlibat aksi lempar batu.
“Informasinya pakai molotov dan juga mercon. Mercon yang bisa meluncur jarak jauh itu. Jenis kembang api tapi yang besar-besar itu,” kata Kepala Desa Sukorejo, Samsudin kepada TIMES Indonesia.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Muhamad Ikhsan, warga setempat yang juga menjadi imam mushala yang terdampak kerusakan.
Menurutnya, saat bentrok terjadi, ada kobaran api yang bersumber dari bom molotov. Bom ini, dibuat dari botol minuman energi berukuran 150 ml.
“Batu-batu dilempar. Rumah saya rusak, itu kaca pecah semua. Ada juga molotov yang dilempar. Saya hanya bisa bertahan dan menyelamatkan keluarga dirumah,” kata Ikhsan.
Sementara itu, Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didik Hariyanto bersama rombongan TNI dan Pemkab Banyuwangi, hari ini langsung mendatangi lokasi. Ia membenarkan perihal bentrok tersebut. Puluhan orang dilaporkan terluka dan satu orang tewas.
“Sampai saat ini informasi ada satu orang korban yang meninggal. Kemudian yang lain (luka-luka) masih kita datakan,” kata AKBP Didik kepada TIMES Indonesia.
Warga menunjukkan bekas gosong akibat lemparan bom molotov pada bentrok dua perguruan silat di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Atas peristiwa mematikan tersebut, keduabelah pihak perguruan silat, petinggi PSHT dan Pagar Nusa juga telah bertemu dan bermediasi. Disepakati, kedua perguruan saling meredam diri dan berdamai.
“Pemerintah Daerah, Polisi, Kodim, Lanal dan keduabelah pihak dari PSHT dan Pagar Nusa sudah bertemu. Disepakati melakukan konsolidasi mendalam. Mendinginkan suasana dan menyampaikan ke warga terkait permasalahan yang ada,” jelasnya.
Selain itu, kedua perguruan silat juga menyampaikan bahwa untuk persoalan hukum sepenuhnya diserahkan kepada polisi.
“PSHT dan Pagar Nusa menyerahkan seluruh persoalan yang ada sesuai hukum,” katanya.
Selain itu, Polresta Banyuwangi juga telah mengerahkan seluruh Polsek jajaran untuk melakukan patroli pengamanan. Di Kecamatan Bangorejo, mobil-mobil polisi nampak mondar-mandir berkeliling menyisir sejumlah jalanan yang ada. Ini dilakukan agar tidak terjadi bentrok susulan.
Belum diketahui secara pasti soal penyebab bentrok perguruan silat tersebut. Namun dari informasi yang beredar, bentrok berdarah tersebut dipicu oleh video di media sosial. Sebelumnya, ada beberapa video provokasi yang diduga menyulut emosi dari kedua belah pihak perguruan silat di Banyuwangi tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |