Peristiwa Daerah

Ini Perbedaan Air Minum Dalam Kemasan Polikarbonat dan Polietilena Tereftalat

Jumat, 25 Maret 2022 - 13:41 | 104.80k
Galon air isi ulang pada umumnya terbuat dari Polikarbonat (PC) dan Polietilena Tereftalat (PET).
Galon air isi ulang pada umumnya terbuat dari Polikarbonat (PC) dan Polietilena Tereftalat (PET).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam membeli air minum dalam kemasan (AMDK) ukuran galon, saat ini di pasaran ada dua pilihan yakni yang berisi 19 liter terbuat dari Polikarbonat (PC) dan yang berisi 15 liter yang terbuat dari Polietilena Tereftalat (PET). 

Lantas mana yang lebih baik untuk dipilih dari kedua kemasan tersebut?

Advertisement

Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, Jumat (25/3/22) mengatakan, untuk membandingkan kedua jenis kemasan galon ini harus dilihat dari beberapa aspek agar lebih adil dan tidak diskriminatif.

Perbandingan bisa dinilai dari aspek karakteristik fungsional kemasan, aspek lingkungan, aspek keamanan pangan, dan aspek ekonomi. “Hasil dari perbandingan PC dan PET ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk AMDK dengan galon plastik sesuai kebutuhannya,” ujarnya.

Bahkan dari sifat fungsional kemasan ini, lanjutnya, plastic PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET dimana plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari resiko pecah/retak serta memiliki ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi gelas (Tg) yang lebih tinggi (Tg PC=150° C; Tg PET = 70° C), sehingga tahan untuk dicuci dengan suhu panas antara 60°-80° C dengan penyikatan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan. 

Selain itu, menurut Nugraha, kemasan polikarbonat guna ulang sering disebut juga dengan kemasan multitrip karena mengalami banyak perjalanan, yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang, dan siklus ini dapat terjadi berulang-ulang hingga kemasan galon PC dianggap tidak layak lagi karena rusak/pecah. 

Sebaliknya, kata Nugraha, galon PET memiliki resiko lebih mudah tergores saat dilakukan pencucian dengan menggunakan sikat. 

“Karena kriteria inilah, PC memiliki keunggulan dibandingkan PET karena handal digunakan untuk kemasan guna ulang atau multitrip yang lebih banyak,” ucapnya.

Dia juga mengatakan, sedang untuk plastik PC memiliki densitas yang sedikit lebih rendah dibandingkan PET. Artinya, jika botol galon dibuat dengan bentuk dan ukuran serta ketebalan yang sama, maka galon dari PC akan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan galon dari PET. Akan tetapi, untuk tujuan penggunaan sebagai kemasan guna ulang, botol galon PC juga bisa dibuat lebih berat daripada PET, sehingga kekuatan mekanisnya lebih kuat. Data absorpsi air menunjukkan bahwa pada plastik PC absorpsinya lebih rendah dibandingkan pada PET, sehingga dapat dikatakan bahwa PC lebih tahan terhadap air dibandingkan PET. 

Sementara, untuk aspek lingkungan, Nugraha menyampaikan bahwa kemasan guna ulang lebih baik dibandingkan kemasan galon PET, dimana galon PC sama sekali tidak menghasilkan sampah karena kemasan digunakan kembali. Galon PC juga mengurangi energi yang digunakan untuk mendaur ulang.

“Pada prakteknya, proses daur ulang memerlukan tahapan yang sangat panjang dari mulai pengumpulan sampah kemasan plastik, pemilahan jenis sampah plastik, proses pengecilan ukuran menjadi potongan-potongan kecil, proses pencucian dan pengeringan, proses ekstrusi (butuh energi panas tinggi) dan proses pencetakan (perlu energi panas yang tinggi),” terangnya.

Alasan lainnya adalah galon PC tidak menimbulkan cemaran udara dan air dari proses mendaur ulang sehingga dapat mengurangi penggunaan sumber daya atau bahan untuk proses produksi (misalnya bahan bakar minyak, listrik, dan persediaan air); menghemat biaya pembelian bahan karena untuk proses daur ulang tidak semua bahannya berasal dari bahan daur ulang; serta menghemat biaya pembuangan/penanganan sampah.

“Jadi dari aspek lingkungan, kemasan galon PC lebih unggul dibandingkan galon PET karena lebih ramah lingkungan. Kemasan galon PC memiliki guna ulang yang lebih panjang dibandingkan galon dari PET,” tuturnya. 

Dari aspek keamanan, Nugraha mengatakan BPOM pada halaman web resminya tanggal 21 Januari 2021, telah memberikan penjelasan bahwa kandungan BPA pada kemasan galon AMDK yang terbuat dari Polikarbonat (PC) selalu diawasi dan diperiksa secara rutin, dan selama lima tahun terakhir hasilnya menunjukkan bahwa migrasi BPA pada AMADK di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih jauh di bawah batas maksimal yaitu 0.6 bpj (Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan).

Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) juga menyatakan bahwa belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA, karena data paparan BPA masih terlalu rendah untuk dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA. 

Menurutnya lagi, meskipun kemasan galon dari PET tidak memiliki resiko migrasi BPA, tapi, sebenarnya terdapat resiko lain dari plastik ini, yaitu migrasi senyawa asetaldehida dan etilen glikol dimana resiko dari plastik PET ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. 

Senyawa asetaldehida memiliki resiko terhadap kesehatan yang mungkin lebih tinggi resikonya dibandingkan BPA, karena termasuk ke dalam senyawa karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Di dalam Per BPOM Nomor 20 Tahun 2019, migrasi asetaldehida dari PET dibatasi maksimum 6 bpj. Sementara etikena glikol memiliki sifat racun yang jika terkonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan gangguan ginjal dan kerusakan otak. Namun hal ini bisa digunakan asalkan keduanya memenuhi ambang sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BPOM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES