Gandeng JQHNU, Unuja Probolinggo Siapkan Sertifikasi Kompetensi Baca Alquran

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Universitas Nurul Jadid atau Unuja Probolinggo, Jatim, menyiapkan sertifikasi kompetensi baca Alquran bagi lulusan. Untuk itu, kampus berbasis pesantren tersebut bekerjasama dengan Jam'iyyatul Qurra Wah Huffazh Nahdlatul Ulama atau JQHNU Jatim.
Nota kesepahaman atau MoU ditanda tangani Minggu (27/3/2022) di Wisma Dosen Unuja Probolinggo.
Advertisement
Dilanjutkan dengan penanda tanganan nota kesepakatan atau MoA antara Lembaga Integrasi Kokurikuler (LIK) Unuja, dan Lembaga Pengembangan Pembinaan Pendidikan dan Pembelajaran Alquran (LP4Q) Jawa Timur.
Dalam kerjasama, standar kompetensi disusun JQHNU. Badan otonom NU yang menjadi wadah bagi qari (pelantun), ahli, dan penghafal Alqur’an tersebut juga mendidik asesor, dan menyediakan sertifikat kompetensi.
Pelatihan asesor dilakukan usai penanda tanganan MoU dan MoA. Diikuti oleh 48 peserta yang telah diseleksi oleh Lembaga Integrasi Kokurikuler (LIK) Unuja bersama Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Mereka adalah tenaga pendidik Alquran di lingkungan pesantren, yang diasuh KH. Moh Zuhri Zaini tersebut. Pelatihan berlangsung hingga Selasa (29/3/2022).
Rektor Unuja Probolinggo, KH. Abd. Hamid Wahid menyatakan apresiasi dan rasa syukur atas kerja sama ini.
Menurutnya, kerja sama ini sangat penting bagi pengembangan pendidikan Alquran, yang notabene menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan di Nurul Jadid.
"Kompetensi Baca Alquran menjadi salah satu komponen dasar dalam doktrin Trilogi dan Panca Kesadaran Santri PP. Nurul Jadid. Komponen ini menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Nurul Jadid," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua JQH NU Jawa Timur, KH. Achmad Ahid Sufiyaji menyatakan, kerja sama ini merupakan wujud khidmat terhadap Alquran.
Ramalan Kiai Hasyim Zaini
Saat membuka pelatihan, KH. Abd Hamid Wahid menceritakan pesan yang pernah disampaikan oleh KH. Moh. Hasyim Zaini, pengasuh kedua Ponpes Nurul Jadid.
Kiai Hamid menyebutkan, pada masa Kiai Hasyim mengasuh pesantren pada 1976-1985, masyarakat masih kurang peduli terhadap ijazah, sertifikat, dan formalitas semacamnya.
"Tapi saat itu Kiai Hasyim sudah berpesan, bahwa kelak akan ada saatnya di mana ijazah, formalitas semacam itu, akan sangat diperlukan di tengah-tengah masyarakat. Nah, sekarang kita mengalami masa itu," ungkap Kiai Hamid.
Pelatihan asesor Kompetensi Baca Alquran ini, sejalan dengan visi tersebut. Juga membawa misi pelayanan kepada masyarakat agar dapat mengakses pendidikan dan pembelajaran dalam hal baca Alquran dengan mengikuti sanad keilmuan yang telah diwariskan oleh para ulama.
Empat Sertifikasi Kompetensi Lulusan
Sertifikasi kompetensi baca Alquran merupakan salah satu dari tiga kompetensi yang disiapkan Unuja Probolinggo bagi lulusan.
Tiga kompetensi lain adalah kompetensi furudul ainiyah (kewajiban fardu ain) dan kompetensi kepesantrenan, yang bekerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah atau asosiasi pesantren NU.
Kemudian kompetensi Aswaja, yang bekerjasama dengan Aswaja NU Center Jawa Timur.
Wakil Rektor III Unuja Probolinggo, Noer Fadli Hidayat mengatakan, empat sertifikasi itu tahun ini telah diterapkan untuk pengurus organisasi kemahasiswaan.
Kemudian pada semester genap yang akan datang, sertifikasi untuk empat kompetensi tersebut akan diberlakukan untuk seluruh lulusan Unuja Probolinggo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |