Peristiwa Daerah

Ngaji Kilatan Ramadan di Masjid Tegalsari, Warisan Tradisi Sejak Abad 16

Rabu, 06 April 2022 - 06:17 | 46.42k
Imam masjid Tegalsari Ponorogo KH Qomaruddin pimpin ngaji kilatan kitab Bidayatul Hidayah. (Foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
Imam masjid Tegalsari Ponorogo KH Qomaruddin pimpin ngaji kilatan kitab Bidayatul Hidayah. (Foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
FOKUS

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Bulan Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan. Berbagai insan  saling berlomba-lomba meraih kemenangan dan berbagai cara dilakukan untuk meraih amal ibadah dengan bersedekah, memperbanyak shalat sunah, atau bahkan menghadiri pengajian atau taklim yang ada di masjid-masjid.

Masjid Tegalsari Ponorogo yang didirikan tahun 1724 Masehi oleh Kiai Ageng Hasan Besari sudah mempunyai tradisi ngaji kilatan di bulan suci Ramadan.

Advertisement

Ada 3 kitab yang dikaji selama bulan suci Ramadan dan salah satunya kitab Bidayatul Hidayah.

Sesuai dengan arti namanya, Bidayatul Hidayah, kitab ini semacam panduan hidup  dari permulaan (Bidayah) dan akan berakhir pada Hidayah (Petunjuk).

masjid-Tegalsari-2.jpg

Ngaji kilatan kitab Bidayatul Hidayah dipimpin langsung imam masjid Tegalsari KH Qomaruddin usai salat subuh.

Menurut KH Qomaruddin, kitab Bidayatul Hidayah ini menggariskan amalan-amalan harian yang mesti kita lakukan setiap hari dan adab-adab untuk melaksanakan amal ibadah.

"Supaya ibadah tersebut bisa dilakukan dengan baik, penuh arti dan memberikan kesan yang mendalam," kata KH Qomaruddin kepada TIMES Indonesia Rabu (6/4/2022).

Selain itu, kiai yang kharismatik ini menyebut dalam kitab Bidayatul Hidayah juga terdapat kajian tentang adab-adab pergaulan seseorang dengan Allah SWT dan juga pergaulan dengan semua lapisan masyarakat yang ada disekelilingnya.

"Karena itulah kitab ini berisi pada tiga bagian. Yaitu adab tentang taat kepada Allah SWT, taat meninggalkan maksiat, dan bagian yang terakhir adalah tentang muamalat atau  pembahasan tentang adab pergaulan manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan sesamanya," ulas KH Qomaruddin.

Ngaji kilatan bulan Ramadan di masjid Tegalsari ini menurut KH Qomaruddin sudah ada sejak dulu, bahkan ketika Pondok Tegalsari masih ada.

"Pendiri masjid ini sudah melakukan ngaji kilatan seperti ini. Dan tradisinya tidak hilang sampai sekarang," papar KH Qomaruddin.

Ngaji kitab Bidayatul Hidayah menurut KH Qomaruddin banyak memberikan faedah dan bimbingan bagi setiap orang yang mentelaahnya dengan niat yang ikhlas untuk mengamalkan isi dan kandungannya.

"Faedah dan manfaatnya sudah jelas dan tidak diragukan lagi. Kitab ini sangat fenomenal dan sangat penting untuk dikaji dan dijadikan rujukan dalam melaksanakan aktivitas syariat ruhaniah sehari-hari," tutur imam Masjid Tegalsari KH Qomaruddin.

Selain kitab Bidayatul Hidayah, ada kitab Minhajul 'Abidin yang dikaji setelah salat dhuhur, dan kitab Nashoihud Diniyah yang dikaji setelah salat ashar selama bulan Ramadan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES