Nasib Eks Jukir Pasar Sleko Terdampak E-Parkir, SBMR: Ada yang Mengalami Depresi

TIMESINDONESIA, MADIUN – Serikat Buruh Madiun Raya (SBMR) mendesak agar Pemkot Madiun segera memberi kejelasan nasib eks juru parkir (jukir) Pasar Sleko yang terdampak e-parkir. Setelah tiga bulan lebih kehilangan pekerjaan, mereka kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan salah seorang eks jukir diketahui depresi dan harus dirawat di rumah sakit.
"Ada kawan jukir yang mengalami depresi. Penyebabnya kemungkinan karena tekanan ekonomi karena sudah lama tidak bekerja," ungkap Aris Budiono Ketua SBMR, Rabu (6/4/2022).
Advertisement
Menurut keterangan pihak keluarga, lanjut Aris, eks jukir Pasar Sleko yang mengalami depresi tersebut harus menjalani perawatan di RSUD dr Soeroto, Ngawi. Saat ini yang bersangkutan belum bisa dijenguk karena kondisinya belum stabil. "Saya juga sudah ke rumah sakit, tapi belum boleh dijenguk," kata Aris.
Dengan alasan menjaga privasi pihak keluarga, Aris meminta identitas jukir tidak dipublikasikan. Yang jelas pihak keluarga terpaksa membawa yang bersangkutan ke rumah sakit untuk dirawat. "Kondisinya memang harus dirawat. Sebenarnya untuk biaya perawatan pihak keluarga juga berat," kata Aris.
Eks jukir Pasar Sleko saat audiensi dengan DPRD Kota Madiun. (Foto: Yupi Apridayani/TIMESIndonesia)
SBMR yang mendampingi eks jukir Pasar Sleko akan menagih janji DPRD Kota Madiun terkait nasib eks jukir Pasar Sleko yang terdampak e-parkir. Saat audiensi dengan dewan pada Selasa 29 Maret 2022 lalu para jukir diminta menunggu. Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya mengatakan akan memanggil dinas perdagangan untuk membahas soal eks jukir Pasar Sleko.
"Dalam waktu 2 minggu setelah audiensi kami minta sudah ada kejelasan. Karena jukir sudah sekian lama menganggur dan kesulitan ekonomi," kata Aris.
Jika dalam batas waktu tersebut tidak kunjung ada kejelasan, SBMR siap melakukan aksi turun ke jalan. Mereka menuntut Pemkot Madiun bertanggungjawab atas nasib jukir yang terdampak penerapan e-parkir di Pasar Sleko. "Sikap kami dari awal sudah jelas menolak e-parkir di pasar tradisional. Persoalan jukir yang terdampak e-parkir juga belum ada solusi," tegas Aris. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |