Jalan Kaki Puluhan Kilometer, Wanto Tetap Berdagang Bawa Istri Pakai Kursi Roda

TIMESINDONESIA, BANJAR – Wanto (52), warga Kota Banjar setengah baya dan berperawakan kecil, memilih untuk tetap bertahan di tengah kesulitan yang dihadapinya.
Bagaimana tidak? Dia bahkan rela menyusuri puluhan kilometer jalan raya sambil berpeluh keringat demi mempertahankan hidup istrinya yang menderita stroke dan tumor ganas.
Advertisement
Sambil mendorong kursi roda yang diduduki istri tercintanya, Eti (51), Wanto berkeliling mengasongkan dagangannya. Ada kaos dan sandal yang dijualnya dengan cara digantungkan di kursi roda yang telah dia modif sedemikian rupa demi meneduhi istrinya saat dia bawa berjualan keliling.
Sangat miris memang, karena untuk seorang perempuan yang baru saja mengalami koma harus menghadapi kenyataan dengan kerasnya kehidupan yang bahkan seolah tak mengizinkannya menikmati masa penyembuhan diatas tempat tidur empuk dengan pelayanan medis yang layak.
Wanto hanya bisa menyembunyikan gurat kesedihannya di balik wajahnya yang sendu dengan sebuah semangat untuk tetap menafkahi istrinya.
Saat ditemui TIMES Indonesia di tengah aktivitasnya mendorong sang istri sambil berjualan keliling, bibir kering Wanto nampak bergetar hebat mengisahkan bagaimana perjuangannya untuk tetap bertahan hidup sekaligus melindungi istrinya tercinta agar tetap bisa dia rawat walau harus dia bawa berjualan kemana-mana.
"Istri saya baru selesai menjalani operasi tumor payudara dan stroke dan baru mengalami koma selama 20 hari jadi sekarang belum bisa berbicara," tuturnya dengan netra berkaca-kaca, Minggu (10/4/2022).
Wanto sebelumnya mengontrak di lingkungan Jelat Kelurahan Pataruman. Namun karena istrinya harus menjalani operasi, dirinya menghabiskan waktu untuk merawat istrinya sehingga tidak sempat berjualan seperti biasa dan akhirnya tidak bisa membayar kontrakannya.
Sang istri, Eti nampak duduk diatas kursi roda dan ikut suaminya berjualan walau dalam kondisi sakit. (foto: Susi/TIMES Indonesia)
"Saya akhirnya numpang di kontrakan anak saya di daerah Situbatu," lanjutnya.
Kondisi istrinya memang selama ini naik turun sehingga Wanto kerap bolak balik ke Rumah sakit untuk memeriksakan istrinya. Pria ini selalu mendorong sendiri istrinya dengan kursi roda baik itu ke rumah sakit atau berkeliling antarkota demi menjajakan dagangannya.
"Saya jalan kaki sambil mendorong kursi roda yang diduduki istri saya sampai Tasikmalaya. Kadang, kalau kemalaman saya nginap di jalanan sebelum melanjutkan kembali jualan kami," kata Wanto.
Dia terpaksa membawa istrinya sambil berjualan karena mereka sadar bahwa hidup itu harus kerja keras.
"Kalau saya tidak bawa, siapa yang mengurus dan bagaimana kami mendapatkan uang untuk sekedar makan dan membayar kontrakan?" lanjut Wanto menahan getir.
Wanto mengaku tak bisa hanya berpangku tangan dengan mengandalkan anaknya untuk merawat Eti. Hal itu dikarenakan kondisi anaknya pun tak jauh berbeda dengannya dan harus bekerja keras demi bertahan hidup.
"Daripada saya tinggal dan ga ada yang merawatnya, akhirnya saya bawa sambil berjualan," kisahnya. Kali ini tampak buliran bening mengalir diwajah keriputnya yang kusam karena sering terbakar sinar matahari.
Kendati Wanto mengakui ada bantuan dari Pemerintah, itu tidak lantas membuat Wanto mengandalkannya untuk tetap bertahan hidup.
"Bantuan memang ada tapi masa iya kita mau terus-menerus mengandalkan bantuan, saya bertekad untuk tetap bekerja demi melindungi istri saya dan bertahan hidup tanpa berpangkutangan dari belas kasihan orang-orang," tegasnya.
Jalan kaki berpuluhan kilometer tidak lantas menyurutkan semangat Wanto untuk terus mengais rezeki yang halal. "Saya sudah biasa, teh. Kalau ke Tasik nanti pulangnya muter lagi lewat jalur Utara tapi Alhamdulillah dikasih sehat dan dikasih jalan sama Alloh, kami selalu syukuri," ujarnya.
Terakhir, Wanto menegaskan dirinya tidak akan bergantung pada bantuan Pemerintah dan akan selalu bekerja keras demi mengobati dan menafkahi istrinya.
(Susi/TIMES Indonesia Priangan Timur)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |