Bukan Pasar Takjil, Penutupan Kayutangan Heritage Kota Malang Dijadikan Lokasi Ngabuburit

TIMESINDONESIA, MALANG – Wacana pasar takjil di kawasan Kayutangan Heritage nampaknya masih abu-abu. Sebab, nyatanya sejak dua pekan memasuki Bulan Ramadan, kawasan tersebut hanya ditutup untuk dijadikan lokasi ngabuburit.
Kepala Diskopindag Kota Malang, M Sailendra mengatakan, untuk lokasi yang bakal disulap menjadi tempat takjil, itu kewenangan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di wilayah tersebut.
Advertisement
"Untuk pasar takjil dikoordinasikan Lurah dan Pokdarwis," ujar Sailendra, Minggu (10/4/2022).
Terpisah, Ketua Pokdarwis Kayutangan Heritage, Mila Kurniawati mengungkapkan, untuk kegiatan pasar takjil memang tidak ada di kawasan Kayutangan Heritage luar dan dalam koridor.
Akan tetapi, sepanjang kawasan Kayutangan Heritage tersebut hanya digunakan sebagai lokasi ngabuburit mulai pukul 15.00 hingga menjelang buka puasa.
"Disini gak ada ya pasar takjil, cuma warga kampung yang memang kesehariannya berjualan. Ya mereka tetap berjualan di dalam kampung sini bukan di koridor luar," bebernya.
Perlu diketahui, wacana tersebut sempat diusulkan oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto. Akan tetapi fungsinya digunakan untuk lokasi ngabuburit masyarakat jelang berbuka puasa.
Untuk jadwalnya, penutupan akan dilakukan pada weekend, yakni di hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 15.00 WIB hingga menjelang berbuka puasa.
Kemudian, dari pantauan lapangan sejauh ini, beberapa fasilitas telah disiapkan guna menunjang lokasi ngabuburit.
Perlu diketahui, untuk pusat pasar takjil di kawasan Kota Malang, terdapat di kawasan Jalan Surabaya, Klojen, Kota Malang dan juga di sepanjang Soekarno-Hatta (Suhat) tepatnya di dekat Taman Krida Budaya.
Mulai dari beroperasinya Bus Malang City Tour (Macito), layananan SIM Keliling hingga terdapat gelaran musik tradisional, band dan religi.
"Kami kan juga bingung, karena SE (Surat Edaran) yang ngatur gak boleh jualan di bahu jalan. Makanya disini (Kayutangan Heritage) akhirnya diputuskan gak ada pasar takjil yang terpusat," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |