Peristiwa Daerah

Bawa 5 Tuntutan, Unjuk Rasa Mahasiswa di Blora Sempat Memanas

Rabu, 13 April 2022 - 21:20 | 49.47k
Mahasiswa yang tergabung dalam PMII Blora gelar aksi demo di depan DPRD Blora. (FOTO: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Mahasiswa yang tergabung dalam PMII Blora gelar aksi demo di depan DPRD Blora. (FOTO: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLORA – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blora menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Blora. Aksi yang membawa 5 tuntutan itu, sempat terjadi adu otot antara peserta aksi dan 2 staf sekretariat dewan (sekwan) DPRD Blora, Rabu (13/4/2022).

Koordinator aksi PMII Blora, Mohammad Nurkholis Majid menyatakan bahwa aksi kali ini menuntut 3 hal terkait isu nasional, antara lain pemerintah harus mengusut tuntas dan mengutuk keras kartel-kartel mafia minyak goreng yang tidak bertanggungjawab sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan serta mahalnya minyak goreng di masyarakat. Dan pemerintah harus memberikan keadilan dalam harmonisasi peraturan perpajakan yang telah ditetapkan.

Advertisement

“Ketiga, kami juga menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pertalite dan gas LPG 3 kg karena akan memberatkan beban masyarakat kelas menengah kebawah dan akan terjadi inflasi besar-besaran di Negara Republik Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, dua tuntutan terkait isu daerah adalah agar Pemerintah Daerah segera merealisasikan pembangunan infrastruktur dengan transparansi anggaran dengan jelas.

“Kelima, pemerintah daerah memberikan keberimbangan atau program beasiswa satu desa dua sarjana, dengan penurunan angka pengangguran yang berstatus sarjana,” terangnya.

aksi-demo-2.jpg

Lantaran peserta aksi kecewa karena tidak ada satupun wakil rakyat yang menemui, peserta mengancam akan kembali gelar aksi dengan membawa masa lebih banyak lagi. 

“Ini semua hanya alasan saja, anggota dewan tidak mau bertemu dengan kami. Jumat depan kami akan membawa masa lebih banyak,” tandasnya

Selang satu jam peserta aksi tersebut hanya ditemui oleh 2 staf sekretariat dewan (sekwan) DPRD Blora, yakni Sujanarko dan Alim.

“Semua anggota dewan sedang ada kunjungan kerja ke luar kota, jadi mohon maaf belum bisa memenuhi keinginan kalian, untuk bertemu anggota dewan,” terang Sujanarko. 

Dalam negosiasi, sempat terjadi ketegangan antara perwakilan mahasiswa PMII dan 2 staf sekwan terjadi ketegangan.

Salah satu peserta aksi unjuk rasa mengatakan, “Bagaimana rakyat bisa bertemu sama wakil rakyat kalau wakil rakyatnya sendiri susah ditemui,” ucap perwakilan mahasiswa tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, Sujanarko menjawab dengan nada tinggi juga dan membentak, “Jangan teriak-teriak dihadapan saya,” ucap dihadapan pendemo yang disaksikan Kapolsek Blora kota, dan Koramil Blora.

Sujanarko menambahkan, bahwa untuk para pengunjuk rasa bisa kembali lagi setelah anggota dewan sudah pulang ke Blora.

“Nanti akan saya koordinasikan bersama ketua Dewan Pak Dasum. Insya Allah hari Jumat bisa kembali ke sini untuk menyampaikan aspirasi anda,” tambahnya.

Saat peristiwa tersebut dikonfirmasikan kepada Sekretaris DPRD Blora, Catur Pambudi Amperawan, lewat selularnya terkait masalah stafnya membentak perwakilan pengunjuk rasa, ia menjawab bahwa dirinya sedang diluar kota.

“Nanti akan saya tanyakan dulu kepada yang bersangkutan. Sebenarnya cara seperti itu tidak dibenarkan. Dan nanti tetap akan saya urusi soal masalah ini,” tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES