Peristiwa Daerah

Kakek-Nenek di Pacitan ini 12 Tahun Hidup di Hutan

Jumat, 15 April 2022 - 16:12 | 108.91k
Pasangan kakek-nenek usia lanjut, asal Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan12 tahun hidup di tengah hutan terpencil. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Pasangan kakek-nenek usia lanjut, asal Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan12 tahun hidup di tengah hutan terpencil. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ada kakek-nenek hidup 12 tahun di hutan. Tepatnya di Dusun Sono, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan. 

Pasangan suami-istri tersebut bernama Meseran (65) dan Sani (60) yang tinggal di rumah sederhana terbuat dari kalsibot dan masih beralaskan tanah. Untuk menuju ke lokasi harus melewati jalan setapak dan licin. 

Advertisement

"Mulai tahun 2010, kira-kira sampai sekarang sudah 12 tahun tinggal di sini berdua sama suami saya," kata Sani saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/4/2022). 

Pasangan-kakek-nenek-2.jpgMeseran saat mencari rumput untuk kambingnya. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Sani mengaku mengalami penyakit hipertensi sejak lama, selain umurnya sudah tidak muda lagi ia juga tak mampu berjalan kaki jauh ke pasar untuk membeli kebutuhan pokok. 

"Kalau butuh sesuatu ke rumah saudara yang agak dekat dari sini. Itu pas badan lagi sehat, tensi darah saya tinggi, jadi gak kuat kalau jalan jauh," ungkapnya. 

Dirinya menjelaskan, bahwa suaminya itu tidak punya pekerjaan lain kecuali bertani sehingga tidak memiliki penghasilan. Guna menyambung hidup, ia mengandalkan bantuan pemerintah. 

"Untuk makan sehari-hari ya boleh dapat dari bantuan itu soalnya tidak ada penghasilan lain. Sudah tua. Suami juga tak punya pekerjaan, tiap hari cuma nyari rumput buat kambing," jelas Sani. 

Pasangan-kakek-nenek-3.jpg

Ditanya memilih hidup di tengah hutan yang jauh dari pemukiman warga lainnya karena pada tahun 2010 rumah sebelumnya tertimpa bencana tanah longsor sehingga mengharuskan berpindah ke tempat yang lebih aman. 

"Setelah terkena bencana tanah longsor waktu itu mengharuskan kami pindah ke tempat ini. Meski jauh dari tetangga, yang penting aman," kata Meseran. 

Belum cukup sampai di situ, kakek-nenek tersebut belum bisa menikmati aliran listrik sebab letaknya berbatasan dengan Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari. Sementara waktu untuk penerangan malam hari hanya memakai listrik tenaga surya pinjaman dari saudaranya yang peduli. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES