Peristiwa Daerah

Kohesi Initiatives Gagas On Connectivity, 25 Perupa Lintas Generasi Pamerkan 30 Karya Menarik

Selasa, 19 April 2022 - 21:26 | 36.22k
Sebuah karya seni rupa hasil dari Jim Allen Abel. (Foto: by Rifda Amalia)
Sebuah karya seni rupa hasil dari Jim Allen Abel. (Foto: by Rifda Amalia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Galeri seni dan karya lukis, Kohesi Initiatives mempersembahkan karya seni bertajuk On Connectivity. Pameran ini melibatkan 25 perupa lintas generasi dan latar belakang. Karya-karya tersebut  menggarisbawahi hubungan manusia dan berbagai subjek di sekitar mereka seperti kesadaran kolektif, habitat, sejarah dan alam semesta.

On Connectivity ini akan menampilkan lebih dari 30 karya dengan berbagai teknik dan medium eksploratif yang berperan sebagai lapisan hubungan antara galeri, perupa dan audiens.

Advertisement

Pada catatan pameran Mencari Makna dalam Keterhubungan, Rifda Amalia memaparkan lima subjudul yakni Mengekspresikan Kesadaran Kolektif, Menghuni Ruang dan Lingkungan,

Mengamati Perubahan dalam Waktu, Berkomunikasi dengan Kosmos dan Terlibat dengan Audiens.

"Masing-masing menitikberatkan pada kecenderungan perupa dalam memahami, memaknai hingga mengekspresikan ragam hubungan manusia dengan orang lain, waktu hingga persoalan kontemporer," jelas Rifda yang juga sebagai penulis dalam pameran tersebut kepada TIMES Indonesia, Selasa (19/4/2022).

Lebih jauh, Rifda mencatat hubungan manusia dengan waktu yang kerap menemui jalan terjal. Manusia berupaya mengabadikan cerita serta pengetahuan untuk melawan kejamnya waktu. Karya Citra Sasmita misalnya, seri Ghost of Paradise membayangkan kontekstualisasi ulang Kakawin Bali dengan menceritakan ritus peralihan, perang dan seksualitas dengan perempuan sebagai karakter utamanya.

Selanjutnya, Rifda pun menilai bahwa pendekatan yang berbeda terasa pada karya Dian Suci Rahmawati yaitu Who is South, North and Lord, Hidden Terms of Compliance dan Be Mad The Pain Deepens Us. Dominasi warna merah pada lukisannya dan figur orang-orang yang mengangkat kursi kosong menggambarkan kekuatan rakyat dan kesadaran kolektif yang muncul di saat krisis, bahkan tanpa dukungan dari negara.

"Untuk karya lainnya menampung berbagai makna hubungan yang kemudian membentuk pengetahuan dan menjadi titik berangkat manusia dalam memahami dunia. Setiap karya membuka ruang tanpa batas yang membuat audiens menjalin hubungan dengan karya dan selanjutnya dengan perupa tanpa kesalahpahaman," tuturnya.

Sedikit mengenai profil penulis Rifda Amalia, ia merupakan lulusan dari New York University pada tahun 2021 dengan meraih gelar Master dalam studi museum setelah dirinya memperoleh gelar sarjana Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2013.

Ia pun pernah menjadi asisten dosen Kajian Estetika dan Teori Seni Rupa di ITB periode 2014-2015 sekaligus membantu kurator di ruang-ruang seni seperti Galeri Nasional Indonesia dan Art 1 di New Museum Jakarta. Pada 2015-2016, Rifda menjabat sebagai staf program Seni dan Ekonomi Kreatif di The British Council Indonesia. Ia juga berkontribusi di Art Jakarta 2019 sebagai bagian dari tim kreatif acara tersebut. Dan saat ini Rifda bekerja di Amnesty International Indonesia sembari menulis dan merencanakan berbagai pameran.

Dalam pameran yang akan dibuka pada tanggal 22 April 2022 besok pada pukul 16.30 hingga 20.30 WIB, akan menghadirkan sebanyak 25 perupa dari berbagai macam karya-karyanya yang akan dipamerkan di Tirtodipuran Link Yogyakarta Galeri Kohesi Initiatives.

Ke-25 perupa tersebut yaitu Abenk Alter, Addy Debil, Agugn, Andy Dewantoro, Bunga Yuridespita, Citra Sasmita, Darbotz, Dede Cipon, Dian Suci Rahmawati, Dwiky KA, Eddy Susanto, Enka Komariah, Erwin Windu Pranata, Etza Meisyara, Evi Pangestu, Farley Del Rosario, Fatoni Makturodi, I Made Agus Saputra, Ipeh Nur, Jim Allen Abel, Laksamana Ryo, Mr. S (Mark Santos), Mujahidin Nurrahman, Rendy Raka Pramudya dan Riono Tanggul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES