Penanaman Pohon Kurma Sebagai Simbol Harmonis Perbedaan di Morotai

TIMESINDONESIA, MOROTAI – Pemkab Pulau Morotai melakukan penanaman pohon kurma di halaman depan Masjid Agung Baiturrahman sertempat. Penanaman tersebut dijadikan sebagai simbol kebersamaan dan moderasi beragama di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Penanaman kurma dilakukan oleh Bupati Benny Laos dan Wakil Bupati Asrun Padoma bersama Bupati Halmahera Utara Frans Manery, Bupati Halmahera Barat James Uang dan rombongan Sidang Sinode Gereja Masehi Injil di Halmahera (SS GMIH) ke-29, serta didampingi Sekda M Umar Ali, Ketua TP PKK Morotai Sherly Tjoanda dan para Imam Masjid Agung Baiturrahman.
Advertisement
"Sebanyak 20 pohon kurma yang ditanam Pemkab Morotai bersama Gubernur Malut dan rombongan SS GMIH yang di dalamnya termasuk Bupati Halmahera Utara Frans Manery, Bupati Halmahera Barat James Uang, Ketua DPRD Halut, Ketua DPRD Halbar dan Rektor Unpati Ambon sebagi simbol moderasi beragama di Morotai," ungkap Kabag Humas, Setda Pemkab Pulau Morotai, M Takdir Abd Azis, Jumat (6/5/2022).
Takdir mengatakan, penanaman puluhan pohon kurma di taman Masjid kebanggaan masyarakat pulau Morotai itu, karena tempat tersebut adalah kawasan Wisata Religi yang bangunannya meliputi Masjid Agung Baiturrahman, Gedung Islamic Center, Miniatur Ka'bah dan Gedung Oikumene yang saat ini digunakan untuk Sidang Sinode GMIH ke-29.
Bupati Pulau Morotai Benny Laos menuturkan, bahwa penanaman kurma secara simbolis bersama tokoh lintas agama menandai suatu upaya terus menghidupkan keharmonisan lintas Agama di Pulau Morotai.
Menurutnya kurma termasuk kedalam keluarga tanaman Palmaceae. Namun untuk tumbuh di daerah tropis kurma butuh perawatan khusus. Begitu juga dengan manisnya keharmonisan, perlu dipupuk dengan pertalian erat sesama mahluk sosial.
"Saya harap, pohon kurma walaupun sebagai tanaman berumah dua, sehingga pohon betina ditanam terpisah dengan pohon jantan jadi sulit berbuah. Namun bila tumbuh di halaman masjid sebagai tanaman hias dapat mempercantik landscape Masjid Agung, jadi mari kita jaga dan rawat bersama," ujarnya.
Sementara Ketua TP PKK Morotai Sherly Tjoanda mengutarakan, menanam kurma bersama ini merupakan simbolisasi pertalian silaturrahim antara pemeluk agama dalam merawat perbedaan.
"Kita semua tagu bahwa Morotai sudah seperti miniatur Indonesia. Pulau ini dihuni oleh berbagai suku, ras, agama dan budaya sehingga memerlukan upaya kuat mengharmonisasi perbedaan," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |