Umat Buddha di Kota Probolinggo Khidmat Rayakan Tri Suci Waisak

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Setelah dua tahun tidak merayakan Hari Tri Suci Waisak karena Pandemi Covid-19, kini umat Buddha di Kota Probolinggo kembali bisa merayakan Hari Raya Waisak 2566/2022, Senin (16/5/2022).
Perayaan Hari Raya Waisak ini digelar secara sederhana di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Kota Probolinggo di Jalan Wr Supratman No 127 Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan.
Advertisement
Erfan Sutjianto, ketua dua tempat ibadah Sumber Naga mengatakan, kali ini merupakan tahun pertama mengadakan perayaan Waisak secara utuh. Yang mana tahun 2019 ada musibah kebakaran. Sedangkan tahun 2020-2021 ada Pandemi Covid-19.
Umat Buddha saat bermeditasi sejenak menjelang detik-detik Waisak (Foto Sri Hartini /TIMES Indonesia)
"Jadi di tahun 2022 ini kita menyelengaraan full acara. Dalam arti kita melaksanakan prosesi perayaan Tri Suci Waisak secara penuh, mulai dari memasang dupa sampai pembacaan parita suci sampai nanti detik-detik Waisak," kata Erfan.
Perayaan Waisak di tempat peribadatan Tri Darma Sumber Naga ini, dihadiri oleh puluhan umat Buddha di Kota Probolinggo, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tepat di pukul 10:20 WIB, rangkaian acara dimulai. Prosesi pertama adalah memasang dupa. Pemasangan dupa ini dilakukan oleh perwakilan remaja.
Selanjutnya prosesi persembahan, mulai lampu dari api, air, manisan, buah dan bunga yang juga dipersembahkan oleh perwakilan remaja. Setelahnya, acara perayaan Waisak dilanjutkan dengan pembacaan paritta suci yaitu kumpulan doa untuk pemujaan. Pembacaan Paritta Suci ini dilakukan selama menunggu detik-detik Waisak.
Pada pukul 11.13 menit 46 detik tibalah pada puncak acara Waisak. Dimana para umat Buddha di anjurkan untuk berdiam sediri sejenak (semedi) dan melepaskan semua pikiran tentang duniawi selama kurang lebih 5 menit.
"Untuk penetapan waktu detik-detik Waisak ini bukan kami yang membuatnya, tapi sudah dari guru kami atau dari pusat. Di mana puncak dari Waisak jatuh pada pukul 11:13 menit 46 detik WIB," jelasnya.
Umat Buddha Kota Probolinggo Saat Membaca Paraditta Suci (Foto : Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Kata Erfan, yang menarik untuk tahun 2022 ini detik-detik Waisak jatuh pada siang hari. Sedangkan di tahun sebelumnya bisanya di malam hari, tengah malam atau bahkan dini hari. "Penentuan detik-detik Waisak ini didasarkan pada kelahiran sang Buddha, tepat di bulan purnama di bulan Mei setiap tahunnya.
Kemudian, setiap umat Buddha yang hadir siang , mengikuti prosesi memandikan Rupa Buddha yang dilakukan oleh secara bergantian, dengan niat untuk membersihkan diri. Loba (keserakahan), moha (ketidaktahuan) dan dosa (kebencian, kemarahaan, iri, dan dengki) yang masuk melalui panca indera kita.
Setelah prosesi doa di siang hari, acara perayaan Tri Suci Waisak ini akan berlanjut di malam harinya . Pada pukul 7 malam masih akan ada prosesi mengelilingi tempat ibadah kami (Klenteng Sumber Naga) sebanyak tiga kali, ini sebagai wujud penghormatan kami.
"Kami berharap, dalam perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Kota Probolinggo kali ini, bisa mendatangkan kedamaian, ketenangan, keamanan dan kebahagiaan bagi setiap umat," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |