Libur Lebaran Tagihan Melonjak, PDAM Bantul Lakukan Pengecekan

TIMESINDONESIA, BANTUL – Puasa ramadan dan libur lebaran 2022 ternyata berpengaruh terhadap tagihan air PDAM Bantul. Kenaikan tagihan dari Perusahaan Umum Daerah Air Bersih atau PDAB Tirtatama DIY mencapai 25 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya tagihan sebesar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta, kini tagihan naik menjadi lebih dari Rp 500 juta.
“Terjadi peningkatan tagihan yang luar biasa. Naiknya 25 persen lebih untuk pemakaian pada bulan puasa hingga lebaran 2022,” kata Direktur PDAM Bantul atau Perumdam Tirto Projotamansari, Arinto Hendro Budiantoro kepada TIMES Indonesia, Rabu (18/5/2022).
Advertisement
Arinto mengaku heran terhadap kenaikan tagihan tersebut. Hal ini mengingat tidak ada penambahan pelanggan baru atau Sambungan Rumah (SR) yang cukup signifikan di wilayah barat beberapa waktu ini. Selain itu, di wilayah barat kebanyakan para pelanggan merupakan penghuni perumahan. Logikanya sebagian besar mereka minim memakai air PDAM karena pada mudik lebaran.
“Kita memang sedang tidak fokus penambahan SR di wilayah barat. Karena itu penambahan SR cukup menonjol hanya terjadi di wilayah tengah dan timur,” terang Arinto.
Karena itu, PDAM Bantul akan mengevaluasi dan melakukan mengecekan terhadap kenaikan tagihan yang dipasok oleh PDAB DIY.
“Kami akan melakukan pengecekan. Kalau angka tagihan tersebut berbanding lurus dengan pendapatan yang kami terima tentu hal ini tidak menjadi persoalan. Artinya air yang dipakai memang termanfaatkan oleh para pelanggan,” tandas Arinto.
Arinto khawatir kenaikan ini terjadi karena pipa ada yang bocor. Sebab, pada puasa Ramadan lalu ada banyak pipa besar di wilayah barat mengalami kebocoran.
“Kita lakukan sejumlah perbaikan. Saaat itu salahsatu kebocoran terjadi pada pipa distribusi
berukuran 6" (Inch) di wilayah Bangunjiwo. Pipa besar tersebut kondisinya dibawah cor-coran. Di samping selokan, ketahuan karena adanya air yang mengalir deras di selokan saat kondisi hujan sudah reda,” ungkapnya.
Ia sebutkan dari total sebanyak empatpuluh ribu pelanggan PDAM Bantul. Sebagian besar atau lebih dari separonya berada di wilayah barat. Persoalan terjadi karena cukup sulit untuk mendeteksi adanya kebocoran pipa distribusi air yang terpendam jauh di dalam tanah.
Ia mengklaim rata-rata total angka kebocoran PDAM Bantul sebesar 25 persen. Namun untuk wilayah barat lebih tinggi lagi berada dikisaran angka 30 persen. Karena itu, ia meminta peran serta masyarakat dan semua pihak ikut mengawasi pipa PDAM Bantul. Apabila ada masyarakat Bantul yang melihat atau mengetahui adanya kebocoran pipa air di wilayahnya untuk segera melaporkan ke kantor PDAM Bantul.
“Jika ada pipa air bocor, tolong segera lapor agar segera kami perbaiki,” tandas Arinto.
Arinto menerangkan, selain memproduksi air bersih sendiri sendiri, PDAM Bantul membeli air dari PDAB Tirtatama DIY. Hal ini dilakukan agar pasokan air ke pelanggan tercukupi.
“Saat ini pasokan air produksi PDAB Tirtatama sudah semacam menjadi kebutuhan untuk mencukupi permintaan para pelanggan kami yang berada di wilayah barat,” jelas Arinto.
Arinto menerangkan, PDAM Bantul memiliki sumber air permukaan dan berpengalaman terhadap pengolahan air puluhan tahun. Namun, hasil produksi air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena itu, pihaknya mendapat pasokan air produksi PDAB Tirtatama DIY sebanyak 70 liter per detik. Dengan adanya pasokan air tersebut maka PDAM Bantul tentu memiliki kewajiban membayar air kepada PDAB Tirtatama DIY yang dipergunakan oleh para pelanggan PDAM Bantul di wilayah barat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |