Peristiwa Daerah

Menilik Kitab Injil Berusia 150 Tahun di GPIB Immanuel Kota Malang

Kamis, 26 Mei 2022 - 16:12 | 60.17k
Terlihat dua Alkitab peninggalan Belanda yang ada di almari GPIB Immanuel Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Terlihat dua Alkitab peninggalan Belanda yang ada di almari GPIB Immanuel Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Immanuel Kota Malang (GPIB Immanuel Kota Malang) memiliki manuskrip berupa kitab Injil yang berusia lebih dari 150 tahun.

Kitab tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda saat pembangunan gereja Immanuel di tahun 1816 silam.

Advertisement

Pendeta GPIB Immanuel Malang, Pendeta Richard Agung Surjahjono mengatakan, kitab tersebut berbahasa asli Belanda Kuno. Ada dua kitab yang dibawa Belanda ke gereja Immanuel yang berada di Jalan Merdeka Barat Kota Malang.

Saat ini, dua kitab yang memiliki berat masing-masing 5 kilogram dengan ketebalan 12 centimeter tersebut tersimpan rapi di sebuah almari di dalam gereja.

"Alkitab itu dibuat oleh Pemerintah Hindia-Belanda tahun 1861. Alkitab itu diproduksi di Belanda lalu dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda. Itu waktu Belanda VOC," ujarnya, Kamis (26/5/2022).

Richard mengungkapkan, dua kitab tersebut masih kental keasliannya. Sampulnya pun terbuat dari kulit domba jantan asli dari negara kincir angin.

"Kulit domba itu digunakan, karena sebagai simbol keagamaan gereja Protestan Belanda," katanya.

Dikatakannya, dua Alkitab tersebut sekarang hanya disimpan rapi di dalam almari dengan pencahayaan lampu minim. Saat jemaah GPIB Immanuel beribadah, yang diganukan adalah alkitab imitiasinya.

"Imitiasi saja yang dipakai sekarang. Digandakan dalam bahasa Indonesia," ungkapnya.

Dua Alkitab berusia 150 tahun tersebut sempat akan ditarik pemerintah. Pemerintah ingin kedua Alkitab bersejarah tersebut disimpan di Perpustakaan Nasional. Akan tetapi, pihak gereja pun menolaknya.

"Kita tolak, karena kita takut diperjualbelikan," imbuhnya.

Ketakutan itu pun terbilang wajar, sebab kata Richard, beberapa kolektor sempat mengunjungi gereja dan ingin membeli Alkitab tersebut. Kolektor pun menawarkan akan mengganti dua Alkitab tersebut dengan mobil dan rumah. Namun lagi-lagi pihak gereja menolak mentah-mentah.

Alasannya tak ingin melepas kedua Alkitab tersebut, karena Alkitab itu merupakan karakteristik dari gereja Immanuel. Oleh sebab itu, dua Alkitab tersebut dijaga dengan baik.

"Itu dijaga. Tidak hanya dikasih CCTV, tapi kalau menyentuh benda itu akan ada bunyian," tuturnya.

Terpisah, pemerhati budaya Malang, Agung Buana menyebutkan bahwa dua alkitab tersebut tidak lagi dipakai, karena memang berbahasa Belanda Kuno.

Diketahui, kitab tersebut memang benar dibawa dari Belanda ke Kota Malang. Sebab, gereja tersebut dulunya dikhususkan untuk jemaah yang merupakan warga Belanda yang tinggal di Kota Malang.

"1861 dibangun diperuntukan untuk pegawai dan pejabat Hindia-Belanda jadi itu gereja negara. Maksudnya khusus untuk orang-orang Belanda dan pembangunannya dibiayai oleh orang Belanda," katanya.

Agung pun juga mendukung jika kedua kitab Injil tersebut tersebut disimpan di GPIB Immanuel Kota Malang. Menurutnya, di Perpustakaan Nasional, belum memiliki teknologi untuk menyimpan Alkitab berusia ratusan tahun. "Di dalam gereja itu manuskrip (Alkitab) dilindungi banget dimasukan lemari bagus dan dikasih pencahayaan. Sehingga, pelestariannya lebih terjamin. Perpustakaan belum punya teknologi untuk menyimpan itu," pungkasnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES