Common Seas Indonesia Kampanyekan Bahaya Sampah Plastik Kepada Masyarakat Lewat Video Animasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masyarakat Indonesia telah diperingatkan atas risiko serius yang ditimbulkan plastik terhadap kesehatan manusia di seluruh negeri. Peringatan di antaranya disampaikan Aktor terkenal Inggris, Stephen Fry. Ia menyuarakan kampanyenya melalui video animasi yang diluncurkan oleh perusahaan sosial Common Seas Indonesia dalam tautan https://youtu.be/kfLmP2p8hS.A.
Aktor dan penyiar radio tersebut mengatakan keberadaan partikel plastik dalam darah harus menjadi perhatian khusus.Animasi tersebut didasarkan pada penelitian global yang dilakukan oleh Common Seas yang menemukan bahwa mikroplastik telah mencemari darah pada hampir 8 dari 10 manusia.
Advertisement
Animasi ini menunjukkan proses masuknya partikel plastik dari pakaian, cat, mainan, dan kemasan ke makanan, air, udara, dan, pada akhirnya, tubuh manusia.Saat ini, Common Seas sedang menyelidiki potensi efek berbahaya dari partikel plastik dalam darah.
“Ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang plastik. Itu mengalir di dalam darahmu, darahku, dan juga darah orang lain. Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Namun, inilah kenyatannya. Bagaimana ini terjadi? Lihatlah di sekitarmu,” kata Fry dikutip dari Dailymail di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
“Semua pakaian, cat, mainan, dan kemasan Anda terbuat dari plastik. Semakin lama itu digunakan semakin memperburuk keadaan. Plastik dapat mencemari udara dan air kita, dan masuk ke makanan kita. Jadi, meskipun mengejutkan, tidak mengherankan jika plastik masuk ke dalam tubuh Anda,” imbuhnya.
Kemudian, dia juga menjawab beberapa pertanyaan masyarakat. Seperti, apakah plastik menumpuk di tubuh anda? menyebabkan peradangan? Menampung patogen dan bahan kimia berbahaya?
“Menurut saya, itu mungkin saja terjadi. Begitu pula ilmuwan lainnya.Karena itu hentikan aliran plastik ke laut, ke dalam tubuh dan ke dalam darah kita,” katanya.
Berkaitaan dengan hasil penelitian tersebut, Common Seas berupaya mengurangi aliran sampah plastik yang berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia.Common Seas mendukung Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan rencana aksi nasionalnya.
“Kami bertujuan mengurangi penggunaan popok sekali pakai secara dramatis yang saat ini menyumbang 50% dari sampah plastik yang ditemukan di saluran air setempat,” kata COO Common Seas Indonesia, Celia Siura kepada TIMES Indonesia di Jakarta.
Dia melanjutkan, Sampah plastik meluap di beberapa sungai di Jawa Timur, yang berdampak pada kesehatan dan mata pencaharian jutaan orang. Indonesia merupakan negara dengan dua sungai paling tercemar di dunia. Masalah tersebut kian memburuk, lebih dari 80% kota di Indonesia akan kehabisan ruang untuk digunakan sebagai tempat pembuangan akhir dalam tiga tahun ke depan.
Pemerintah telah berkomitmen mengurangi plastik dan polutan laut lainnya hingga 70% pada tahun 2025.
Masyarakat Indonesia yang menyadari bahaya plastik bagi kesehatan didorong untuk bergabung dengan lebih dari 60.000 orang yang telah menandatangani petisi internasional Common Seas.
Celia Siura menyatakan, berdasarkan pengamatannya di sepanjang sungai Brantas telah secara langsung melihat kerusakan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang disebabkan oleh masuknya aliran sampah plastik ke saluran air.
“Terdapat 1,5 juta sampah popok sekali pakai yang dibuang di Sungai Brantas setiap harinya. Gambaran ini menunjukkan bagaimana sampah plastik dapat berurai serta mencemari suplai air dan darah kita,” kata Celia.
Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama Common Seas, Jo Royle mengatakan masyarakat berhak mengetahui dampak plastik ini terhadap tubuh. Masyarakat tahu bahwa orang-orang mengkhawatirkan keberadaan partikel plastik dalam darah mereka dan mereka ingin mengetahui lebih banyak terkait hal tersebut.
Dia menjelaskan, Mikroplastik telah terbukti menyebabkan peradangan, masuk ke dalam plasenta, dan menumpuk di organ tubuh manusia. Ketika planet semakin dipenuhi oleh plastik, penghuni bumi juga semakin terpapar. Harus berapa banyak plastik lagi yang akan ditanggung oleh planet dan tubuh manusia?
“Kita harus mengurangi paparan kita terhadap plastik. Pemimpin dan pengusaha harus mengurangi produksi plastik secara signifikan dengan berinvestasi pada alternatif plastik dan sistem penggunaan ulang. Sebagai warga negara, kita perlu meminta pertanggungjawaban pemerintah dan industri. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi kita dan dunia kita dari bahaya,” pungkas Jo Royle.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |