Peristiwa Daerah

Peringati Hari Lahir Pancasila, Banyuwangi Gelar Festival Budaya Nusantara

Kamis, 02 Juni 2022 - 14:16 | 82.36k
Pentas Festival Budaya Nusantara di Taman Blambangan Dalam Hari Lahir Pancasila (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)
Pentas Festival Budaya Nusantara di Taman Blambangan Dalam Hari Lahir Pancasila (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, Pemda Banyuwangi menggelar Festival Budaya Nusantara di Taman Blambangan pada Rabu malam (1/6/2022).

Uniknya malam itu wisatawan di manjakan dengan muhibah kebudayaan yang berasal dari sejumlah daerah di Nusantara. Mulai dari Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Jembrana, Pamakesan, hingga Tanjung Pinang, Riau.

Advertisement

Acara tersebut di buka oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, dalam sambutanya Ipuk menyampaikan bahwa ekspresi kebudayaan merupakan manifestasi dari upaya menjaga Pancasila. Dari budaya tersebut dapat menjadi wadah untuk saling mengenal satu sama lain.

Festival Budaya Nusantara merupakan salah satu implementasi dari nilai-nilai Pancasila dimana dalam suatu pagelaran dapat mempersatukan berbagai daerah dan mengedepankan rasa kebersamaan serta berdampingan dalam keberagaman.

"Jadikanlah budaya sebagai sarana mempersatukan bangsa Indonesia. Bukan justru membuat pecah belah. Inilah manifestasi dari sila ketiga, Persatuan Indonesia," ungkap Ipuk.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna. "Kami merasakan betul bahwa kebudayaan adalah alat pemersatu dan perekat bangsa Indonesia," ujar Gede.

Festival-Budaya-Nusantara-3.jpgBupati Ipuk Dengan Seluruh Penampil Pada Malam Festival Budaya Nusantara (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

Dalam Festival Budaya Nusantara ini diawali dengan seni musik karawitan tabung dari Jembrana, Bali. Aransemen berjudul Manakala itu berhasil menghentak pengunjung yang memadati pelataran panggung Taman Blambangan itu. Disusul kemudian dengan tari pembuka Panca Warna dari Banyuwangi. Tari ini menggambarkan keragaman budaya lintas etnis di bumi Blambangan. 

Tari Puspawresti dari Jembrana menyambung pertunjukan. Tari yang menghadirkan muda mudi yang menyambut kedatangan tamu dengan penuh penghormatan. Dirangkai pula dengan tari bertajuk Arume Kembang Gumitir yang mengkreasikan antara tari topeng, rodat hingga tari maju rampak persembahan dari Kabupaten Lumajang.

Kemudian disusul dengan tari Kepodang Emas dari Banyuwangi yang melukiskan tentang kerukunan. Berpadu dengan tari Bunganah Athe yang juga disisipi dengan Pamekasan Culture Show yang memamerkan aneka ragam batik dari pulau garam itu. Sedangkan Kabupaten Situbondo sendiri menampilkan tari Landhung alias Layar Pendhalungan. Tari ini menggambarkan tentang pedoman hidup masyarakat Situbondo yang berkultur, Jawa-Madura.

Kemudian, ditutup dengan tari dan aransemen musik berjudul Loloan. Nama terakhir ini terinspirasi dari sebuah perkampungan di Jembrana yang menjadi tempat akulturasi budaya Bali dan Jawa. Juga sebagai tempat bertemunya pemeluk Muslim dan Hindu. Tari yang diberi judul Balingi ini digarap secara kolaboratif oleh seniman Bali dan Banyuwangi.

Banyuwangi selalu memberikan dan menghadirkan event yang unggul dan berkualitas guna meningkatkan daya tarik wisata sekaligus sebagai upaya membangkitkan ekonomi melalui sektor pariwisata.Festival  Budaya Nusantara pun memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung, pasalnya Taman Blambangan sedari sore sudah mulai dipenuhi dengan wisatawan yang antusias untuk menyaksikan pagelaran seni tersebut.

Festival-Budaya-Nusantara-2.jpg

Sejumlah wisatawan mengaku terhibur dengan adanya gelaran budaya ini. Dalam kesempatan tersebut, TIMESIndonesia menemui salah satu wisatawan mancanegara yang berasal dari Jerman, yakni Clara.

"Menarik sekali, kita bisa melihat aneka tari di sini. Banyak orang yang juga melihat. Sebelum mendaki Ijen, ternyata saya mendapati atraksi aneka tarian, menyenangkan berada di sini," ujar Clara yang datang berdua dengan temannya. 

Festival Budaya Nusantara sendiri, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Banyuwangi M Yanuar Bramuda, digelar rutin setiap tahun. "Ini merupakan penyelenggaraan ke-26 kalinya. Ini sebagai bagian dari upaya merajut persaudaraan antar daerah dan saling mengenal kesenian masing-masing," ungkapnya.

Bramuda juga menambahkan bahwa Festival Budaya Nusantara ini akan berlangsung selama dua malam. Untuk malam keduanya akan menghadirkan kolaborasi budaya Banyuwangi dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. "Besok akan ada kolaborasi budaya Banyuwangi dan Tanjung Pinang. Ini juga bakal menarik, karena bakal beradu pantun," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES