Hari Raya Unduh-Unduh GKJW Menuju Kalender Banyuwangi Festival

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabar gembira untuk seluruh umat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Banyuwangi, Jawa Timur. Karena Hari Raya Unduh-Unduh, yang merupakan tradisi sakral umat GKJW, akan masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest).
Angin segar tersebut disampaikan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, saat menghadiri perayaan Unduh-Unduh di gereja GKJW Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Minggu (5/6/2022).
Advertisement
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, saat menghadiri Hari Raya Unduh-Unduh di gereja GKJW Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. (Foto : Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
“Saya berharap ini menjadi kegiatan berkelanjutan melalui kalender Banyuwangi Ferstival tahun depan,” ucap Ipuk.
Hari Raya Unduh-Unduh, dinilai sebagai sebuah tradisi yang sarat makna dan suri tauladan. Terdapat sebuah harmonisasi umat lintas agama, yang mampu menjaga dan menciptakan kerukunan serta kebersamaan.
“Walaupun kegiatan ini di selenggarakan GKJW, namun juga melibatkan saudara muslim, umat hindu, umat budha dan lainnya. Inilah modal sosial yang harus terus di miliki Banyuwangi,” katanya.
Ungkapan rasa syukur dengan saling berbagi. Menolong masyarakat lain yang memiliki ekonomi kurang beruntung. Serta merangkul umat beragama lain untuk ikut berbagia, menurut Ipuk, merupakan upaya kongkrit positif yang harus terus lestari.
“Saya berharap, kegiatan ini dapat dicontoh oleh masyarakat. Untuk terus saling menolong dan gotong royong, serta menjaga hamonisasi dengan baik. Kebahagiaan dalam kegiatan ini dilakukan tanpa mengenal agama,” ujarnya.
Hari Raya Unduh-Unduh di gereja GKJW Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, ini diikuti seluruh jamaah. Undangan dari umat lintas agama, Pemerintah Desa Tulungrejo dan Forpimka Glenmore. Hadir pula ditengah acara, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono SH.
Pendeta GKJW Desa Tulungrejo, Sutrijo menyampaikan syukur dan terima kasih atas niatan baik Bupati Ipuk. Dia berharap Hari Raya Unduh-Unduh mampu memberi kontribusi dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, saat menghadiri Hari Raya Unduh-Unduh di gereja GKJW Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. (Foto : Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
“Ini (Hari Raya Unduh-Unduh), merupakan warisan leluluh sejak ratusan tahun,” katanya.
Dijelaskan, Hari Raya Unduh-Unduh merupakan tradisi GKJW sebagai bentuk ungkapan syukur atas limpahan hasil panen. Sekaligus doa bersama agar senantiasa dijauhkan dari bencana dan mara bahaya.
“Unduh-Unduh ini bukan milik warga gereja saja, namun milik seluruh warga lintas iman. Maka pagelaran budaya seperti ini merupakan keselarasan kami dalam mendukung program Banyuwangi Rebound,” cetus Pendeta Sutrijo.
Sementara itu, Wakil DPRD Banyuwangi, Ruliyono SH, mengaku sangat mengapresiasi keputusan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Menurutnya, keputusan istri dari Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Abdullah Azwar Anas tersebut sangat pro rakyat, pro nasionalisme, pro pelestarian budaya dan pro kebersamaan dan kerukunan umat beragama.
"Kami sangat mendukung. Dan kami berharap kebersamaan dan kerukunan umat beragama di Banyuwangi, terus terjalin baik,” katanya.
Pria yang juga Ketua DPD Partai Golkar Banyuwangi ini juga mengajak umat GKJW beserta umat lintas agama untuk terus merajut harmoni. Sekaligus bersama-sama mensukseskan program Banyuwangi Rebound.
Untuk diketahui, Hari Raya Unduh-Unduh, berasal dari kata Unduh. Atau dalam bahasa Jawa lebih dikenal dengan kata ‘Ngunduh’ yang artinya memetik atau memanen tanaman hasil bumi.
Maka jangan heran, dalam perayaan Hari Raya Unduh-Unduh di gereja GKJW Desa Tulunglejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, diawali dengan arak-arakan. Disitu, seluruh masyarakat berpawai sambil membawa hasil bumi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |