Peristiwa Daerah

Kemegahan Video Mapping Selimuti Gereja Kayutangan Malang Berusia Ratusan Tahun

Senin, 06 Juni 2022 - 07:28 | 73.84k
Terlihat trio audiovisual bernama Monohero saat perform di Gereja Kayutangan dengan konsep video mapping, Minggu (5/6/2022) kemarin malam. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Terlihat trio audiovisual bernama Monohero saat perform di Gereja Kayutangan dengan konsep video mapping, Minggu (5/6/2022) kemarin malam. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Gelaran Malang 108 Rise and Shine yang jadi titik balik kebangkitan wisata Kota Malang menyimpan segudang kemegahan penarik daya tarik wisatawan.

Kegiatan sebagai rangkaian panjang HUT Kota Malang ke 108 tahun ini digelar di sepanjang koridor Kayutangan Heritage dengan menyuguhkan berbagai macam hiburan.

Advertisement

Selain Parade Fashion on the street, ada juga pertunjukan video mapping yang menghiasi bangunan tua berusia ratusan tahun, yakni Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau biasa disebut Gereja Kayutangan.

Gereja dengan tinggi 33 meter yang didirikan sejak tahun 1905 silam ini menarik perhatian ribuan masyarakat Kota Malang yang memadati acara tersebut.

trio-audiovisual-a.jpg

Terlihat, banyak masyarakat memadati sisi luar area gereja tersebut dengan memandang keindahan video mapping yang disuguhkan.

Tak hanya itu saja, sejumlah musisi pun memeriahkan kemegahan video mapping dengan menunjukan sisi seni audiovisual, salah satunya yang dipertunjukkan oleh trio audiovisual asal Malang bernama Monohero.

Salah satu personel Monohero, yakni Wafy merasa merinding bisa tampil di depan ribuan orang dengan konsep audiovisual outdoor, khususnya dibangunan heritage Kota Malang.

"Merinding banget lah jarang-jarang bisa main disini. Gak sembarangan acara bisa bikin konsep gini. Apalagi ini di gereja tua loh, keren banget konsepnya," ujar Wafy kepada TIMES Indonesia, Minggu (5/6/2022) kemarin malam.

Video mapping disertai penampilan tiga musisi Malang ini selesai hingga pukul 22.00 WIB. Masyarakat yang menonton pun merasa tercengang dengan keindahan visual-visual yang disuguhkan.

Apalagi, Monohero sendiri kental dengan visual yang selalu mereka suguhkan disetiap acara yang mereka isi. Mau di kafe ataupun di bangunan kecil hingga outdoor sekalipun, mereka selalu menyiapkan konsep visual yang mereka pertontonkan bersama musik yang dibawakan.

"Visual yang kita tampilkan tadi itu kita konsep sendiri. Setiap lagu kita konsep audiovisual," katanya.

trio-audiovisual-b.jpg

Diakui Wafy, persiapan video mapping maupun band yang dibawakannya dirasa cukup singkat. Bagaimana tidak, konsep semegah dan semewah itu hanya dipersiapkan kurang lebih sepekan dengan menampilkan tiga musisi Malang.

"Dari komunitas mapping ini kan ada 8 orang dan ketemulah gereja ini yang disasar. Ini aestetic banget dengan persiapan gak lama ini luar biasa," ungkapnya.

Disisi lain, Wafy mengungkapkan bahwa mereka bermain di acara Malang 108 Rise and Shine ini tak dibayar sepeserpun.

Akan tetapi, kegiatan yang dikhususkan bagi masyarakat Malang dengan membawa konsep-konsep atau melibatkan masyarakat Malang ini bisa menjadi awal kebangkitan ekonomi kreatif pasca pandemi Covid-19.

"Kita antusias banget. Jujur kita disini gak dibayar itungannya. Tapi senang sekali heritage ini dimunculkan lagi. Bisa dibilang ini acaranya arek malang," ungkapnya.

Perlu diketahui, Monohero sendiri menampilkan setidaknya tiga lagu yang mereka ciptakan, diantaranya adalah Maria, Muladhara dan Desember jangan menangis.

Dengan suksesnya rangkaian acara Malang 108 Rise and Shine ini, Wafy berharap Kota Malang yang kental dengan 'Heritage-nya' sebisa mungkin terus dilestarikan dan jangan dihilangkan.

Apalagi, ia juga ingin seni-seni video mapping atau audiovisual ini bisa terus berlanjut menyasar bangunan-bangunan heritage lainnya di Kota Malang secara meriah.

"Di Kayutangan ini juga ada peninggalan bioskop merdeka, kayaknya keren mapping disitu. Intinya jangan hilangkan heritage-nya dan kita bisa menyasar yang lain untuk pertunjukan audiovisual," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES