Peristiwa Daerah

Ribuan Orang Ikut Shalawatan di Haul Pahlawan Nasional Mayjen Prof. Dr. Moestopo

Minggu, 19 Juni 2022 - 02:58 | 62.63k
Habib Ali bin Hasan Baharun beserta jajaran Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, dan para Kyai bersholawat (Canda Adisurya/TIMES Indonesia)
Habib Ali bin Hasan Baharun beserta jajaran Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, dan para Kyai bersholawat (Canda Adisurya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sekitar 5000 orang warga Kediri mengikuti shalawatan yang bertajuk Moestopo Bersholawat 3 dalam rangka Haul serta Napak Tilas perjuangan Pahlawan Nasional putra asli Kediri, Mayjen TNI (Purn) Prof. Dr. Moestopo dan RA Soepartien Moestopo, di lapangan desa Kayen Kidul, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Sabtu malam (18/6/2022).

Shalawatan ini dipimpin Habib Ali bin Hasan Baharun, Khodimul Majelis Ta'lim, Dzikir & Shalawat Junuudul Musthofa Kediri.

Advertisement

Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, Msi, MM. Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, mengungkapkan, kegiatan Moestopo Bersholawat 3 ini merupakan gagasan dari pak Munir, keluarga besar yayasan dalam rangka untuk haul lahirnya Prof Dr. Moestopo 13 Juni 1913. Acara ini baru 3 kali dilakukan. Sempat tertunda karena adanya pandemi.

"Dengan shalawat ini kita berdoa kepada Allah agar di masa pandemi ini umat Islam khususnya selalu dalam lindungan dan keberkahan Allah subhanahu wa ta'ala," katanya.

Shalawatan kali ini bertema "Dengan Silaturahim Membangun Persatuan dan Kesatuan Umat ini Membangun Persatuan dan Kesatuan Umat". Dia berarap isu-isu terkait juga dengan radikalisme bisa ditangkal dengan bersama-sama munajat kepada Allah.

Haul-Moestopo-2.jpgRibuan peserta Sholawatan (Canda Adisurya/TIMES Indonesia)

"Jika kita selalu mendekatkan diri kepada Allah maka isu-isu ataupun paham-paham radikal yang bisa merapuhkan persatuan kesatuan bangsa bisa kita hindarkan," tambahnya.

Sedangkan untuk generasi muda di samping menuntut ilmu secara formal harus diimbangi juga dengan iman dan taqwa.

"Ini menjadi salah satu pokok ajaran dari pak Moestopo bahwa kita harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tatkala semua generasi muda dengan keimanan yang kuat dengan landasan pada Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun kita dalam kehidupan era globalisasi yang sangat tinggi teknologi yang sangat maju tetapi dengan dibekali iman Insya Allah segala rintangan tantangan era globalisasi yang bisa mempengaruhi pola pikir manusia itu kita bisa bentengi," bebernya.

Menurut di, almarhum Moestopo adalah penggali Pancasila. Dia mengajarkan bahwa kita harus bersatu dan kita harus berketuhanan Yang Maha Esa artinya kita harus menjalankan iman dan takwa sesuai dengan kepercayaan kita masing-masing oleh karena itu ajaran almarhum di universitas Moestopo Beragama itu, seluruh agama dibangun kekompakannya.

"Misal mahasiswa Hindu didapat ajaran mata kuliah Hindu, Konghucu juga mendapatkan ajaran Konghucu. Artinya bahwa di dalam ajaran pak Moestopo adalah membangun keragaman agama yang ada di Indonesia," pungkasnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES