Cyclist Terkesan Rute Eksotis, MLC Bakal Jadi Event Rutin

TIMESINDONESIA, MADIUN – Event sepeda Madiun-Lawu Challenge 2022 (MLC 2022) menyuguhkan rute eksotis sekaligus menantang. Para cyclist di Kelas Penantang Lawu harus menempuh rute sepanjang 70 kilometer dengan banyak tanjakan.
Sejumlah cyclist peserta mengaku terkesan dengan Madiun-Cemoro Sewu. Meskipun kabut tebal sempat menyelimuti beberapa spot, namun tidak menghalangi mereka melaju sampai finish.
Advertisement
"Malah bagus berkabut daripada panas. Menurut saya ini salah rute terbaik di Jawa Timur. Kendalanya ya cuma jalan utama. Sebagai orang sepeda suka rute kayak gini. Sepanjang jalan mata nggak sumpek karena Madiun dan Magetan cukup bersih," ujar Azrul Ananda, Kepsek AA SOS saat di garis finish MLC 2022, Sabtu (16/7/2022).
Sebagai penghobi sepeda dan ingin melihat olah raga sepeda makin populer, Azrul berharap MLC dapat digelar secara rutin.
Cyclist tamu asal Italia bersama Wali Kota Madiun dan Ketua ISSI. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
"Apapun sepeda itu masa depan. Bukan hanya masa depan sepeda tapi juga masa depan transportasi. Semoga MLC jalan terus dan nggak kapok bikin lagi," ujar Azrul.
Cyclist dari Malang dr Bambang Cahyono juga terkesan dengan event MLC 2022. Meskipun secara rute cukup berat, tetapi secara penyelenggaraan dinilai bagus.
"Event ini excelent. Rutenya berat tapi bagus. Sejak awal datang kita juga dijamu habis-habisan," ungkap cyclist berusia 60 tahun itu.
Fransesco Bruno, cyclist tamu asal Italia juga terkesan dengan event MLC 2022. Bruno mengaku enjoy gowes mulai dari awal start di Kota Madiun hingga finish di Cemoro Sewu.
"Di sini memang ada beberapa tanjakan yang terjal bikin saya kaget. Tetapi view-nya bagus. Cocok untuk berwisata sambil bersepeda," ujar Bruno.
Dari pengalamannya mengikuti sejumlah event sepeda di Indonesia, Bruno mengungkapkan semua lokasi punya karakteristik dan kelebihan. Namun penyelenggara diharapkan untuk memperhatikan masalah sampah.
Wali Kota Madiun menyerahkan hadiah untuk para juara di kelas penantang Lawu. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
"Semua event memproduksi sampah. Memang dibersihkan. Tetapi diupayakan untuk meminimalkan sampah terutama plastik," ujar cyclist manca yang mengaku suka makan nasi pecel itu.
Respons positif dari peserta akan menjadi pertimbangan bagi Pemkot Madiun untuk mendukung terselenggaranya event serupa tahun depan. Saran dan masukan dari peserta akan menjadi bahan perbaikan selanjutnya.
"Ini salah satu awal yang baik. Pertama kali digelar banyak atlet senang dan memberi dukungan. Insyaallah tahun depan bisa seperti Bromo," kata Wali Kota Madiun H. Maidi yang hadir saat awarding pemenang.
Event MLC 2022 Kelas Penantang Lawu diikuti 320 cyclist dari berbagai daerah. Penghargaan King dan Queen of Mountain dari beberapa kategori diberikan kepada peserta yang finish tercepat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |