Peristiwa Daerah

Roh Seblang Bakungan Tagih Tembang

Selasa, 19 Juli 2022 - 22:46 | 36.66k
Suasana ritual Seblang Bakungan, di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
Suasana ritual Seblang Bakungan, di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Aura mistis tari Seblang Bakungan, Banyuwangi, Jawa Timur, memang sudah tak perlu dipertanyakan. Selasa (19/7/2022), fenomena itu terbukti. Tradisi suku Osing setiap hari ke-10 lebaran Idul Adha ini sebenarnya telah usai Minggu malam lalu (17/7/2022).

Namun tiba-tiba roh Seblang kembali datang dan merasuki tubuh Supani (72) si penari. Kedatangan arwah leluhur tersebut untuk menagih tembang atau lagu. Karena pada perayaan sebelumnya, ada yang tertinggal alias tidak dinyanyikan.

Advertisement

Serentak suasana Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, pun kembali riuh ramai. Suara gamelan kembali berkumandang. Para sesepuh dan tokoh adat kembali berkumpul mengawal penari Seblang yang kerasukan.

Suasana-ritual-Seblang-Bakungan-2.jpgSuasana ritual Seblang Bakungan, di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)

Sambil menutup mata, Supani meminta ritual Seblang Bakungan kembali digelar. Sungguh pemandangan yang membuat bulu kuduk merinding.

“Setelah kita komunikasi, ada 2 tembang yang diminta dinyanyikan. Yakni tembang berjudul ‘Surung Dayung dan Dongsrok,” ucap Ketua Adat Bakungan, Heri Purwoko.

Tradisi Seblang Bakungan atau Seblang Menopause memang memiliki syarat wajib melantunkan 14 tembang atau gending. Diantaranya, Seblang Lukinto, Podo Nonton, Kodok Ngorek, Kembyang Menur, Kembyang Pepe, Kembyang Gadung, Kembyang Abyang, Layar Kumendung, Sukmo Ilang, Mendem Gadung, Manjer Kiling, Jaran Dawuk, Ugo-Ugo dan Erang-Erang.

Suasana-ritual-Seblang-Bakungan-3.jpgSuasana ritual Seblang Bakungan, di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO : Imam Hamdani/TIMES Indonesia)

Dan dalam perayaan terdahulu, terdapat tembang yang tidak dinyanyikan. Hingga akhirnya membuat roh Seblang Bakungan kembali datang.

Tarian penuh aura mistis kembali disajikan. Sambil memegang keris ditangan, Supani melenggang mengikuti irama gamelan.

“Tradisi Seblang ini adalah tolak balak, menghindarkan dari seluruh mara bahaya,” jelas Heri.

Karena tarian menagih tembang, rangkaian Seblang Bakungan tak selengkap biasanya. Seperti ziarah makam Mbah Witri dan berkunjung ke sumber penawar, tak dilakukan ulang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES