Bromo Akan Punya Jembatan Kaca, Kades Minta Tetap Patuhi Adat Setempat

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wisata Bromo di Kabupaten Probolinggo akan segera punyak jembatan kaca. Dimana, progres jembatan pertama di Indonesia tersebut kini sudah mencapai 85 persen.
Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Sunaryono mengatakan, pihaknya mendukung penuh pembangunan tersebut.
Advertisement
"Intinya kita dukung dengan adanya kegiatan infrastruktur ini. Selanjutnya perlu dibarengi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)," katanya kepada wartawan di tempat Kamis (28/7/2022).
Dengan adanya wisata jembatan kaca di Bromo ini, dipastikan wisatawan yang datang akan bertambah luas hingga mancanegara. Oleh karena itu, ia meminta pengelola dan wisatawan untuk menghormati adat setempat.
"Ada aturan adat yang harus dipatuhi. Bukan untuk kita saja, tapi semua para pekerja para wisatawan. Kalau ada dilanggar dampaknya bukan bagi pelanggar saja tapi kita pun masyarakat adat terkena dampak," jelasnya.
Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Sunaryono. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)
Oleh karena itu, ia pun berharap agar adanya wisata baru ini, akan berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat, juga dengan tetap menghormati adat setempat.
"Harapan kita masyarakat kita harusnya lebih maju. Maka kita sarankan harus diikuti pembangunan SDM, kita siap untuk maju," ujarnya.
Diberikan TIMES Indonesia sebelumnya, jembatan kaca wisata Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur akan segera selesai. Progres jembatan pertama di Indonesia tersebut kini sudah mencapai 85 persen.
"Untuk pekerjaan nilainya Rp 15,7 Miliar. Progres akhir bulan sudah 85 persen. Target selesai Desember 2022 peresmian," kata
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Kaca Achmad Riza Chairulloh kepada wartawan.
Ia menyampaikan, terkait dengan keamanan dan kekuatan jembatan kaca tersebut dipastikan menjadi perhatian utama. Dimana, sebelum diresmikan, nantinya akan ada pengujian di laboratorium
"Kalau kekuatan jembatan, kami desainnya berdasaekan standar SNI, kami ada pengujian di laboratorium. Sebelum operasional (jembatan), kami akan lakukan uji beban. Kami bertahap menguji kekuatan jembatan ini," jelasnya.
Kepala Bidang Bappelitbang Kabupaten Probolinggo, Dian menambahkan, untuk tarif terhadap wisatawan pada jembatan kaca tersebut, masih pihaknya bicarakan dan belum final.
Namun yang jelas kata dia, akan bersifat ekonomis agar tak memberatkan wisatawan yang datang. "Kita masih belum ada perhitungan rinci, nanti kita masukkan komponen penghitungan tarif, termasuk nilai konservasi," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |