Peristiwa Daerah

Tradisi Mistis Keboan Aliyan Banyuwangi, Puluhan Warga Kerasukan Siluman Kerbau

Minggu, 31 Juli 2022 - 22:03 | 69.48k
Tradisi keboan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (Dokumentasi TIMES Indonesia)
Tradisi keboan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Masyarakat suku Osing Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, gelar tradisi keboan, Minggu (31/7/2022). Disini, puluhan warga mendadak kerasukan roh siluman kerbau dan bertingkah layaknya binatang kerbau. Keunikan tradisi, membuat puluhan ribu warga tumpah ruah memadati lokasi acara.

Tradisi Keboan adalah tradisi warisan leluhur masyarakat suku Osing. Suku asli Kabupaten Banyuwangi. Sudah digelar sejak era kejayaan kerajaan Blambangan. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setiap bulan Suro atau bulan Muharram.

Acara diawali dengan selamatan disepanjang jalan desa. Masing-masing warga menggelar beragam menu tradisional, salah satunya Pecek Pitik, didepan rumah masing-masing. Usai dipanjatkan mantra dan doa, mereka menyantap bersama.

Disinilah keunikan tradisi masyarakat agraris Desa Aliyan muncul. Begitu usai menyantap menu selamatan, satu persatu warga mendadak bertingkah aneh. Mereka kerasukan roh siluman kerbau dan bertingkah selayak binatang kerbau.

Ketika melihat kubangan air pun, warga yang telah kesurupan langsung berebut menjeburkan diri. Maka jangan heran, dalam tradisi keboan, pihak keluarga terus mendampingi warga kesurupan. Sambil menenteng timba berisi air mereka membasuh bagian wajah agar lumpur dan tanah tidak masuk ke mata.

Tradisi-keboan-2.jpg

Sambil kesurupan, kerbau jadi-jadian dipasangi singkal atau bajak. Selanjutnya diarak keliling desa. Dibagian belakang, ikut diarak tumpeng raksasa yang berisi hasil bumi lengkap dengan hiasan replika binatang kerbau.

Keseruan demi keseruan pun bermunculan dalam tradisi keboan ini. Terlebih ketika warga kesurupan mendekat kearah kerumunan penonton yang bergerombol disepanjang jalan. Gelak tawa hingga jeritan histeris keluar bersahutan.

Ketua adat setempat, Jumhar menjelaskan bahwa tradisi keboan merupakan warisan leluhur Desa Aliyan. Sudah ada sejak ratusan tahun lalu, diera kejayaan kerajaan Blambangan. Maka menjadi sangat lumrah ketika tradisi keboan sangat kental dengan nuansa mistis. Dan sebagai tradisi agraris, dalam pelaksanaan ikut dipajang sejumlah sesajen hasil bumi. Seperti padi, umbi-umbian, jagung, bunga dan lainnya.

“Tradisi keboan ini awal mulanya ketika Desa Aliyan mengalami paceklik. Dilanda kemarau berkepanjangan,” ucapnya.

Kemudian, sesepuh desa, Buyut Wongso Kenongo memberikan petunjuk agar masyarakat menggelar tradisi keboan. Dan puluhan warga yang kerasukan siluman kerbau dalam setiap kegiatan merupakan keturunan Buyut Wongso Kenongo.

Tradisi-keboan-3.jpg

Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo SE menyampaikan, tradisi keboan merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT atas limpahan hasil panen. Serta doa agar masyarakat dijauhkan dari balak atau mara bahaya selama setahun mendatang. Sekaligus harapan agar pertanian warga dihindarkan dari hama.

“Warga juga benar-benar kesurupan, bukan rekayasa. Bahkan sebelum pelaksanaan tradisi keboan, sudah ada yang kesurupan juga,” katanya kepada TIMES Indonesia.

Unik dan kental nuansa mistis, itu yang menjadi daya tarik tersendiri dari tradisi keboan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Tidak mengherankan jika setiap tahun selalu ditunggu oleh masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. Hingga menyulap jalanan desa setempat menjadi lautan manusia.

“Sangat unik, menghibur dan unsur mistisnya membuat penasaran. Meski setiap tahun melihat, tetap saja menarik,” cetus Wardha, salah satu penonton.

Seperti pelaksanaan tahun sebelumnya, tradisi keboan Desa Aliyan tahun ini selalu saja meriah. Bahkan jumlah pengunjung diperkirakan terus meningkat, tembus sampai puluhan ribu orang.

Sejumlah pejabat pemerintahan pun ikut hadir untuk menyaksikan. Seperti anggota Komisi VI DPR RI, Sonny T Danaparamita, Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Deddy Foury Millewa dan perwakilan Asosiasi Kepala Desa (AKD) Provinsi Jawa Timur.

Untuk diketahui, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, adalah salah satu desa tertua di Banyuwangi, Jawa Timur. Sudah ada sejak era kejayaan kerajaan Blambangan. Sebuah kerajaan yang dikenal dengan kesaktian masyarakatnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES