Peristiwa Daerah

Ritual Petik Laut di Pelabuhan Muncar Banyuwangi Berlangsung Meriah

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 18:58 | 77.72k
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam Petik Laut Pelabuhan Muncar Banyuwangi, Sabtu (13/8/2022). (Foto: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam Petik Laut Pelabuhan Muncar Banyuwangi, Sabtu (13/8/2022). (Foto: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Puluhan kapal beraneka motif dan ragam warna tersusun dan terhias nyentrik nampak rapi beriringan melaju di perairan Muncar. Di darat, ribuan warga berdiri di bibir pantai guna mengiringi ritual petik laut. Perayaan sarat akan budaya itu diadakan setiap 15 Muharram atau bulan Suro dalam penanggalan Jawa, yang jatuh tepat pada hari ini, Sabtu (13/8/2022).

Di antara berjubelnya ratusan kapal megah itu, terdapat githik (perahu kecil) yang berperan sebagai kapal utama pembawa sesaji yang nantinya akan dilarung di laut lepas hingga Tanjung Sembulungan, pulau kecil dekat dari pelabuhan Muncar. Dalam ritual ini, sesaji diisi dengan berbagai hasil bumi dari masyarakat sekitar pelabuhan.

Advertisement

Ini dia kemeriahan dan keunikan petik laut. Sesaat setelah githik sesajen dihanyutkan, nampak ratusan nelayan berebutan untuk terjun ke laut mengambil sesaji. Sesekali mereka juga terlihat menyiramkan air yang dilewati sesaji ke seluruh badan perahu.

Usai melarung sesaji di Sembulungan, ritual dilanjutkan tabur bunga ke Makam Sayid Yusuf, kemudian diakhiri dengan selamatan dan doa bersama. Sayid Yusuf adalah orang pertama yang membuka lokasi Tanjung Sembulungan.

Bupati-Ipuk-1.jpg

Ketua Panitia Petik Laut Muncar, Khoirul Imam mengatakan Petik Laut merupakan warisan budaya leluhur yang dilakukan sebagai wujud ungkapan rasa syukur atas rezeki yang melimpah juga berharap kepada Yang maha Kuasa agar para nelayan diberikan keselamatan dan kemudahan rezeki.

"Dengan kolaborasi semua nelayan, alhamdulillah kini petik laut Muncar kembali dengan nuansa ramainya. Ini menandakan Muncar mulai bangkit dari dampak pandemi covid-19," papar Imam.

Ritual petik laut Muncar sendiri sudah berlangsung sejak tahun 1901.  Kini, berbagai suku bergotong royong dalam menyukseskan gelaran budaya ritual menjadi atraksi yang bertujuan untuk menarik wisatawan. Setiap digelar, selalu mendatangkan pengunjung dalam jumlah fantastis.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut baik gotong royong nelayan pada pelaksanaan tradisi ini.

"Kalau kita guyub, senang gotong royong dalam hal kebaikan, Insyaallah diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Kalau warga guyub, maka rezeki juga akan mengalir dan kita diberikan ketenangan mencari nafkah,” kata Ipuk.

Bupati-Ipuk-2.jpg

Dalam kesempatan itu, Ipuk tak lupa mengingatkan kepada nelayan terkait keselamatan jiwanya saat melaut. Ipuk juga mengajak agar nelayan mengikuti program jaminan keselamatan kerja lewat BPJS Ketenagakerjaan.

“Ayo daftar BPJS Ketenagakerjaan agar ada perlindungan kesehatan bagi nelayan. Manfaatnya sangat banyak sekali. Ini akan menjamin perlindungan bagi bapak nelayan saat mengalami kecelakaan di laut,” paparnya.  

Ritual petik laut dimulai sejak sehari sebelumnya dengan doa dan sholawat bersama oleh warga nelayan dari Pelabuhan Muncar. Meramaikan petik laut ini, selain mengadakan selamatan juga terdapat berbagai kesenian hiburan dan bazar aneka makanan yang dapat menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES