Peristiwa Daerah

PSID Jombang di Ambang Kehancuran, Dosa Siapa?

Selasa, 16 Agustus 2022 - 09:17 | 113.91k
Para PSID Jombang saat berlaga di Liga 3 Jatim 2021 lalu. (FOTO : Dok. PSID Jombang)
Para PSID Jombang saat berlaga di Liga 3 Jatim 2021 lalu. (FOTO : Dok. PSID Jombang)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Hingga saat ini nasib PSID Jombang masih belum jelas untuk mengarungi kompetisi Liga 3 Jatim 2022.

Pasalnya, PSSI Jatim melalui akun resminya sudah merillis daftar 55 klub peserta Liga 3 Jatim. Namun nama klub yang berjuluk 'Laskar Kebo Kicak' itu tidak ada dalam daftar tersebut.

Advertisement

Nasib PSID Jombang semakin mengenaskan, setelah pemangku kebijakan baik dari Pemkab dan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jombang tidak ada upaya untuk mengantarkan klub kebanggaan kota santri untuk berlaga pada kompetisi kasta ketiga di Indonesia itu.

PSID-Jombang.-b.jpgJomber Suporter fanatik PSID Jombang geram PSID Jombang terpuruk, bakal demo tagih janji Bupati. (FOTO : Dok. Jomber Jombang)

Lantas dosa siapa hingga tim yang berdiri sejak 1953 harus terpuruk hingga tak mampu mengikuti Liga 3 Jatim 2022? Tak ada yang patut disalahkan dalam konteks ini.

Berbenah dan terus berbenah adalah hal yang diperlukan agar tim banggan masyarakat Jombang bisa terus eksis di kancah sepak bola Indonesia.

Manajemen PSID Jombang Amburadul

Jika melihat problematika yang ada di tubuh PSID Jombang, sektor manajemen merupakan langkah yang paling utama dalam pembenahan pada struktur kepengurusan.

Pasalnya, usai mengikuti Liga 3 Jatim musim kompetisi 2021 lalu, struktur kepengurusan sudah tidak berjalan alias bubar. Hingga saat ini, belum ada yang mau menangani dan menjadi manager PSID Jombang.

"Mulai dari selesainya kompetisi Liga 3 Jatim 2021 kemarin, manajemen sudah dibubarkan. Sekarang tidak tahu siapa managernya," kata Hendriawan Dwi Susanto, mantan pelatih PSID Jombang 2021, Senin (15/8/2022).

Hal tersebut dibenarkan oleh Sekretaris Askab PSSI Jombang Sutyo Praftomo. Ia mengatakan selain kendala keuangan, salah satu alasan Askab PSSI Jombang tidak mendaftarkan PSID Jombang dalam kompetisi Liga 3 Jatim karena tidak ada yang mau menjadi manager.

"Kemarin (6/8) siang kami sudah bermusyawarah dengan exco. Keputusannya, PSID absen tahun ini, karena manager belum ada yang siap,’’ kata Sutyo Praftomo, sekretaris Askab PSSI Kabupaten Jombang.

Askab PSSI Jombang Tak Sanggup Tangani PSID Sendiri

Terkandala anggaran yang minim, Askab PSSI Jombang lebih memilih program pengembangan sepak bola usia dini serta memprioritaskan program lain dibandingkan mengurusi PSID Jombang.

Menurut Sutyo Praftomo, sekretaris Askab PSSI Kabupaten Jombang mengatakan biaya untuk mengarungi kompetisi Liga 3 Jatim cukup mahal. Sedangkan anggaran PSSI Jombang sudah dialokasikan untuk kegiatan pembinaan usia dini.

"Biaya untuk kompetisi itu mahal. Tahun kemarin-kemarin saja menghabiskan dana sekitar 1-2 miliar. Sedangkan anggaran PSSI Jombang tahun ini cuma 85 juta. Itu sudah habis untuk Liga Santri, Porprov dan liga pembinaan usia dini," ungkapnya.

Lanjut Prafto menerangkan, PSID Jombang memang di bawah naungan Askab PSSI Jombang, namun sifatnya di dalam PSSI independen atau berdiri sendiri.

"Kalau kita (PSSI) harus dibebankan mengurusi PSID, tenaga kita yang tidak bisa. Sedangkan agenda PSSI juga banyak," ujarnya.

Dirinya mengaku, jika PSID hanya dibebankan pada PSSI Jombang jelas tidak sanggup. Menurutnya, kepedulian dan keterlibatan pihak ketiga harus ada baik dari unsur pemerintah daerah dan sektor lainnya.

"Harusnya PSID bisa mandiri. Anggaran PSSI minim daripada ngurusi PSID dengan anggaran yang banyak lebih baik kita fokus pembinaan dan ngorbitin pemain agar semua bisa berjalan," jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Jombang Lebih Memilih Membisu

Pemerintah Kabupaten Jombang lebih memilih membisu terkait carut marut sepak bola Jombang yang kian terpuruk. Janji kampanye Mundjidah Wahab-Sumrambah ingin memajukan sepak bola Jombang hanya menjadi omong kosong.

Keinginan masyarakat Kabupaten Jombang untuk memiliki stadion baru bertaraf nasional nampaknya hanya menjadi mimpi lagi.

Pasalnya, Bupati Mundjidah Wahab telah memaparkan belum bisa merealisasikan janji politiknya itu kepada masyarakat lantaran anggaran daerah selama dua tahun telah dialokasikan ke penanganan Covid-19.

"Yang kita bangun tahun ini gedung kesenian dulu. Karena selama dua tahun anggaran dialokasikan ke penanganan Covid-19," ujar Mundjidah Wahab saat membuka turnamen Futsal di Arena Futsal Jombang, Jum'at (5/8/2022) lalu.

Menurut orang nomor satu di Jombang itu  proses pembangunan Stadion membutuhkan waktu yang lama. Sebab harus melalui proses yang panjang salah satunya melalui kajian matang, kemudian penyediaan lahan, setelah itu perencanaan.

"Prosesnya panjang, harus dikaji dulu, kemudian penyedian lahan, perencanaan baru tahun depannya bisa membangun Stadion," jelasnya.

Suporter PSID Jombang Murka

Absennya PSID Jombang dalam kompetisi Liga 3 Jatim mengundang amarah Jomber (Jombang Bersatu) julukan suporter fanatik PSID Jombang. Mereka menuntut Janji Politik Bupati dan Wakil Bupati Jombang hingga menuntut Revolusi ditubuh Askab PSSI Jombang.

Kekecewaan supporter fanatik 'Laskar Kebo Kicak' tersebut salah satunya menuntut adanya pembenahan ditubuh Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jombang.

"Dari tahun ke tahun selalu begini dan tidak ada kemajuan. Saatnya Revolusi PSSI Jombang," kata Yoppy Suhartono (41) Koodinator Jomber Kota kepada TIMES Indonesia, Selasa (9/8/2022).

Menurutnya ketidak ikut sertaan PSID Jombang dalam turnamen resmi PSSI ini, sangat disayangkan dan melukai hati para pecinta sepak bola Jombang. "Sangat disayangkan tidak bisa tampil di Liga 3 Jatim. Setiap akan kompetisi pasti terkendala dana," paparnya.

Pihaknya juga bakal menggelar aksi turun jalan menuntut janji Bupati Jombang Mundjidah Wahab yang ingin memajukan sepak bola di kota santri. Jika kondisi sepak bola Jombang masih carut marut dan tidak segera ditindaklanjuti.

Aksi unjuk rasa itu bakal digelar lantaran tim yang berjuluk 'Laskar Kebo Kicak' tidak ikut serta dalam turnamen Liga 3 Jatim 2022 ini.

Yoppy Suhartono (41) Koodinator Jomber (Jombang Bersatu) Kota mengatakan turun jalan akan menjadi jalan terakhir jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan PSSI Jombang tidak turun tangan untuk memperbaiki PSID.

"Untuk rencana Aksi masih dalam koordinasi antar suporter pencinta bola Jombang," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (11/8/2022).

Saat ini, pria yang akrab disapa Yoppy ini, masih merapatkan barisan dan mengkoordinasikan dengan 5 koodinator wilayah (korwil) Jomber yang ada di Kabupaten Jombang.

"Yang pasti ada 3 Korwil yang setuju dari 5 Korwil Jomber yang ada di Kabupaten Jombang," jelasnya.

Mengenang Kejayaan PSID Jombang Sebagai Macan Jatim

Dikutip dari berbagai sumber, PSID Jombang pernah menjadi tim yang cukup disegani. Di Jawa Timur, laskar Kebo Kicak pernah menjadi tim favorit. Kala itu, Kabupaten Jombang dipimpin oleh Bupati R. Soedirman.

Berkat sentuhan tangan dingin Bupati Jombang ke-10 selama menjabat pada periode tahun 1973 – 1979, PSID Jombang tumbuh menjadi ‘macan Jatim’.

Predikat tim favorit pun sempat melekat pada PSID Jombang dalam kancah persepakbolaan nasional pada era 1970-an hingga 1980-an. Namun, pasca itu sampai saat terkini, prestasi PSID Jombang tak pernah terkatrol naik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES