Peristiwa Daerah

Vertical Garden Menjadi Solusi Penyediaan Bahan Pangan di Kota Tasikmalaya

Kamis, 18 Agustus 2022 - 18:37 | 81.40k
Salah satu sampel  konsep vertikal garden yang dipamerkan saat pelaksanaan seminar, di RM Jembar Jalan Letnan Harun, Bungursari, Kota Tasikmalaya. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Salah satu sampel konsep vertikal garden yang dipamerkan saat pelaksanaan seminar, di RM Jembar Jalan Letnan Harun, Bungursari, Kota Tasikmalaya. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Lahan pertanian di Indonesia semakin hari semakin sempit. Keberadaan Vertical Garden menjadi solusi kebutuhan pangan yang semakin meningkat.

Hal tersebut disampaikan oleh chairman Regional Economic Development Foundation (Redef) Tasikmalaya H.Tantan Rustandi usai Seminar Vertical Garden di RM Jembar Jalan Letnan Harun, Bungursari, Kota Tasikmalaya. Tantan menyebut pertanian mesti selalu didekatkan kepada semua masyarakat, termasuk generasi muda untuk sekedar mengingatkan atau memberi pemahaman bahwa sektor ini harus sama-sama dapat perhatian.

Advertisement

"Seiring dengan kehidupan manusia hasil pertanian akan selalu dibutuhkan, hasil pertanian akan selalu dibutuhkan setiap manusia di sepanjang hidupnya, oleh sebab itu peran pertanian jangan pernah dilepaskan," ungkapnya. 

Seminar yang diinisiasi Redef ini sebagai salah satu apresiasi kepedulian dan ketersediaan pangan dalam memberi sumbangan pemikiran untuk pembangunan pertanian di Kita Tasikmalaya, terutama dalam upaya mengingatkan masyarakat betapa pentingnya setiap produk hasil pertanian dalam kehidupan manusia.

Gerd-Wagner-dan-Niklas-Weisel.jpgGerd Wagner (kiri) Niklas Weisel (kanan) perwakilan dari Boxom GMBH dan PT GDM sebagai pemateri. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Kegiatan yang melibatkan peneliti dan peserta didik di Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Tasikmalaya dan SMP 2 Tasikmalaya itu menghadirkan Niklas Weisel dan Gerd Wagner perwakilan dari Boxom GMBH dan PT GDM sebagai pemateri. 

Tantan menambahkan bahwa semakin berkurangnya lahan pertanian jangan jadi alasan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk melupakan produksi hasil pertanian. Melainkan harus menunjukan itikad kuat guna melakukan pengembangan. 

"Saat ini saja, sebagian besar komoditas pertanian dipasok daerah lain. Hal itu tak masalah. Namun ketika produk harus diimpor dari luar negeri, itu baru jadi masalah dan harus diupayakan jangan terjadi secara sporadis," ujar Tantan. 

Makanya, pemanfaatan lahan sempit bisa jadi alternatif untuk produksi dengan konsep vertikal garden yang terus dimaksimalkan di saat lahan yang tersisa di Kota Tasikmalaya semakin menipis.

Gerd Wagner maupun Niklas Weisel dari Boxom GMBH dan PT Gerindo Dwidaya Manunggal (GDM) yang datang melakukan penelitian dan berbagi pengalaman terkait vertical garden menilai bahwa pengembangan pertanian menjadi investasi besar yang sangat diperlukan oleh setiap negara.

Disamping memperindah estetika lingkungan, kata Niklas ada peluang cuan yang bisa diraih manakala dilakukan secara profesional. "Konsep vertical garden ini bisa jadi pilihan yang efisien bagi masyarakat yang tidak punya lahan luas," kata dia.

Vertical-Garden-a.jpg

Dengan lahan pertanian yang masih cukup tersedia, produk pertanian di Indonesia seharusnya lebih bisa menghasilkan banyak komoditas untuk diekspor ke negara lain. 

"Kita di Jerman yang hanya memiliki musim tanam selama enam bulan dalam setahun bisa, kenapa di Indonesia yang hampir sepanjang tahun tidak bisa," kata Niklas. 

Maka ia pun mengharapkan agar masyarakat Indonesia, termasuk generasi muda bisa memanfaatkan setiap lahan yang tersisa untuk dijadikan area pertanian.

Dr. Hj. Emma Rahmawati maupun Iskandar Mansyur, peneliti dari SPP dan SMPN 2 Tasikmalaya mengaku beruntung dilibatkan sebagai mitra lokal dalam menerapkan konsep vertical garden itu, program ini akan ditindaklanjuti oleh peserta didik dengan praktek di sekolah. 

"Hal penting dari praktek ini nantinya ada muncul kecintaan terhadap penghijauan dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan yang tertata dan potensial menghasilkan pendapatan ke depannya," pungkasnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES