Peristiwa Daerah

Disparbud Pemkab Lamongan dan BPCB Jatim Konservasi Koleksi Museum Museum Sunan Drajat Lamongan

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 16:21 | 45.83k
Proses konservasi naskah kuno koleksi Museum Sunan Drajat Lamongan, oleh BPCB Jatim. (FOTO: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)
Proses konservasi naskah kuno koleksi Museum Sunan Drajat Lamongan, oleh BPCB Jatim. (FOTO: Disparbud Lamongan for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemkab Lamongan, dengan menggandeng Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan konservasi Serat Yusuf dan beberapa naskah kuno koleksi Museum Sunan Drajat Lamongan.

Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan pihaknya menemui sejumlah kendala ketika melakukan proses konservasi yang memakan waktu selama 14 hari.

Advertisement

Salah satu kendala yang dihadapi adalah kondisi kertas Serat Yusuf, yang sudah mengalami kerusakan cukup parah.

"Konservasi baru saja, tapi ya belum bisa maksimal, karena bahannya sudah rusak parah. Jadi kita kerjakan yang semaksimal mungkin yang bisa dikerjakan, tanpa merusak. Jasad reniknya atau mikro organismenya ada," kata Wicaksono, Sabtu (20/8/2022).

Wicak menjelaskan, kerusakan pada naskah kuno yang berbahan kertas terjadi karena tempat penyimpanan yang kondisinya terlalu lembab.

Naskah-Kuno-2.jpg

"Penyebabnya tempat penyimpanan yang tingkat kelembabannya terlalu tinggi. Terus juga mungkin kondisi pas diterima itu kondisinya nggak 100 persen bagus," tuturnya.

Beruntung, meskipun kondisi kertas telah mengalami kerusakan, namun naskah atau tulisan yang ada di Serat Yusuf tersebut masih terlihat jelas.

"Tulisan masih jelas, tintanya juga masih 40 persen baguslah," katanya.

Menurut wicak, naskah kuno yang berbahan kertas harus disimpan di tempat yang ideal, berada di suhu yang kelembabannya tidak boleh di atas 65 derajat celcius, sehingga tidak memicu jamur dan sebagainya yang menyebabkan kerusakan pada kertas.

"Penyimpanan benda kuno berbahan kertas dan kain ini memang menjadi permasalahan semua museum," ujarnya.

Naskah-Kuno-3.jpg

Lebih lanjut Wicak mengatakan, kedepen kemungkinan naskah-naskah kuno akan diduplikasi ke dalam bentuk digital, agar museum tetap memiliki arsip, walau wujud aslinya sudah rusak.

"Rusaknya masih dalam puluhan tahun, ndak hitungan tahun. Mungkin masih 10 tahun lebih masih bisa bertahan. Cuma untuk ke depan harusnya juga kita harus bisa menyimpan dalam bentuk digital," tuturnya.

Selain Serat Yusuf, BPCB juga melakukan konservasi terhadap naskah kuno koleksi Museum Sunan Drajat Lamongan lainnya. "Selain serat yusuf, ada beberapa Al-Quran, ada Juz Amma yang tulisan tangan, keren, asli," kata Wicak.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES