Berkat Pria Kreatif Ini, Pemuda Pancasila Banyuwangi Jadi Pelopor BBM Mandiri

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabar kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) kiranya tak lagi membuat resah anggota MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi, Jawa Timur. Kenapa? Karena ormas loreng hitam oranye Bumi Blambangan telah siap menjadi pelopor BBM mandiri.
Ya, sepanjang hari Rabu (31/8/2022), kader Pemuda Pancasila ujung timur pulau Jawa memang telah belajar membuat BBM sendiri. Semua berkat wawasan dan pengalaman Firda Dian Pramana, pemuda asal Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi.
Advertisement
"Dalam pembuatan BBM secara mandiri ini, kita ajak teman Pemuda Pancasila memanfaatkan benda-benda yang sudah tak terpakai, khususnya sampah plastik," ucap Firda.
Untuk diketahui, alumni SMANOR Sidoarjo angkatan 13 tahun 2015 ini telah memproduksi BBM dari bahan sampah plastik sejak setahun lalu. Rumah produksinya bertempat di Kecamatan Rogojampi.
Juara 3 South East Asia Karate Federation (SEAKF) tahun 2017 di Semarang tersebut bercerita, dia mendapatkan ilmu pembuatan BBM ini dari kerabatnya, Nyoto.
Firda Dian Pramana, pemuda asal Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, usai memberi pelatihan pembuatan BBM dari bahan sampah plastik. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
"Jadi di sini sampah plastik diolah menggunakan tungku khusus yang sudah kita rancang sedemikian rupa. Satu jam pertama, dipanaskan pada suhu 100 derajat. Selanjutnya suhu bisa ditingkatkan," beber putra pasangan Supriyadi dan Hidayati.
Sekali produksi, lanjutnya, mampu menampung 50-60 kilogram sampah plastik. Jika sampah dalam kondisi bersih, mampu menghasilkan 50-60 liter BBM.
Selama mengikuti pelatihan membuat BBM dari bahan sampah plastik, anggota Pemuda Pancasila terlihat sangat antusias. Dan begitu melihat sampah plastik bisa berubah menjadi cairan BBM, mereka sangat terkagum.
Namun ketakjuban sekejab berubah anggukan ketika Firda memberi penjelasan secara ilmiah. "Yang berwarna coklat tua mirip solar ini biasa disebut Bio Diesel. Dan sebenarnya sampah plastik juga bisa diolah menjadi BBM dengan kualitas mirip Pertalite," jelas Firda.
Pemuda kelahiran Banyuwangi, 27 Juli 1997, ini berharap pembuatan BBM secara mandiri ini bisa dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.
Dengan begitu, bukan hanya mampu meningkatkan perekonomian. Tapi juga menjadi upaya bersama sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi sampah plastik.
"Insya Allah kami siap berbagi pengalaman dengan seluruh masyarakat," cetus alumni Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Olahraga dan Rekreasi (Penjaskesrek) Universitas PGRI Banyuwangi ini.
Sementara itu, Ketua MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi, Zamroni SH, melalui Humas, Syamsul Arifin, mengaku sangat mengapresiasi upaya pembuatan BBM secara mandiri.
Menurutnya, BBM mandiri akan mampu menjadi awal kemandirian ekonomi. "Kami berterima kasih telah diberi ilmu, wawasan dan pengalaman. Selanjutnya akan kami praktikan," katanya.
Pria yang akrab disapa Mas Bono ini berharap upaya transfer pengetahuan yang dilakukan Firda bisa mendapat perhatian serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.
Terlebih, selain pembuatan BBM mandiri, Firda juga mampu mencetak keramik dan paving dari bahan sampah plastik. "Itu kan sangat luar biasa. Bisa menjadi salah satu solusi bersama dalam mengurangi sampah plastik," ujar sang Humas MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |