Pertama di Dunia, Lomba Mewarnai Kode Batang Bertajuk QR Art Coloring Competition

TIMESINDONESIA, MALANG – Keramaian tak biasa terjadi di Malang Town Square (Matos), Minggu (4/9/2022). Salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Malang Raya itu sedang menggelar lomba mewarnai kode batang pertama di dunia. Acara bertajuk QR Art Coloring Competition menarik antusiasme warga, khususnya anak-anak sebagai peserta lomba.
Hampir dari 100 anak-anak TK, SD, dan penyandang disabilitas terlibat langsung dalam gelaran lomba tersebut. Mereka mengikuti ajang yang digelar TIMES Indonesia bekerja sama dengan Matos, dan Event Organizer Warna.
Advertisement
Ada tiga kategori lomba yakni tingkat TK, SD, dan difabel. Irma, perwakilan event organizer mengatakan lomba ini bersifat team work, di mana masing-masing peserta akan didampingi oleh orang tua atau wali. Mereka diberikan kebebasan berkreasi mewarnai dengan syarat harus presisi sebagai salah satu elemen penilaian. Selain presisi, kerapian, dan kreativitas juga menjadi elemen penilaian lomba.
Para peserta lomba beradu kreativitas untuk memperebutkan hadiah dari sponsor dan piala dari Kapolresta Malang Kota. Penyelenggara menyiapkan gambar QR Art Proklamator RI, Soekarno dan Hatta sebagai objek mewarnai.
Untuk peserta kategori TK dan difabel disediakan gambar QR Art Ir Soekarno. Sedangkan kategori SD disiapkan gambar QR Art Mohammad Hatta. Para peserta diajak dan dituntut mampu mewarnai secara presisi, tidak keluar dari kotak-kotak yang terdapat dalam kode batang atau QR Art.
Mereka dibolehkan untuk menggambar bagian bingkai QR Art dengan imajinasi sesuai tema lomba, yakni HUT ke-77 RI dan HUT ke-7 TIMES Indonesia. Tema lomba tidak hanya terlihat pada gambar QR Art tetapi juga busana yang dikenakan para peserta. Mereka tampil dengan nuansa merah putih.
Para pemenang lomba adalaah mereka yang berhasil menunjukkan karya sesuai kriteria penilaian dari dewan juri. "Para juara berhasil menyelesaikan mewarnai, syaratnya setelah diwarnai gambar bisa discan lalu muncul informasi sesuai gambar. Kalau gambar Soekarno, maka muncul informasi tentang Soekarno. Begitu pula pada gambar Mohammad Hatta," ujar Irma menjelaskan.
Para juara ditetapkan. Untuk kategori TK dan SD mulai juara 1 sampai harapan 3. Sedangkan kategori difabel ditetapkan juara 1 sampai 3. Penentuan ini didasarkan pada jumlah peserta dari masing-masing kategori.
Penetapan juara ditentukan oleh tim dewan juri yang terdiri atas perwakilan dari TIMES Indonesia, Matos, Pascola, Warna EO, dan Doddy Hernanto atau Mr D.
Puluhan anak didampingi orang tua saat mengikuti kegiatan QR Art Coloring Competition. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Mr D sebagai inovator QR Art datang langsung menyaksikan gelaran lomba. Ia merasa senang melihat antusiasme anak-anak yang mau belajar tentang perpaduan seni dan kode batang yang tersaji dalam QR Art. Mengingat, QR Art merupakan inovasi di era digital, dan generasi usia dini sudah mulai kenal dengan teknologi dan seni tersebut.
"Anak-anak pun juga otomatis bisa mengakses informasi mengenai pahlawan nasional dalam hal ini Soekarno Hatta melalui QR Art," ujarnya kepada TIMES Indonesia.
Selama gelaran lomba, panitia bekerja keras untuk menjelaskan kepada para peserta mengenai aturan dan kriteria penilaian. Mengingat event ini baru pertama kali diselenggarakan.
Penampilan tarian tradisional oleh sejumlah anak menambah semarak lomba. Acara makin meriah dengan aneka game atau permainan yang dipandu oleh Nana, MC dari Matos.
Nana mengajak para peserta untuk menjawab kuiz, seperti isi sila dalam Pancasila dan teks Proklamasi. Kuis juga diikuti oleh para peserta difabel. Mereka membacakan Pancasila dengan menggunakan bahasa isyarat.
Puncak acara, para peserta diajak menyanyi lagu "Bermain" karya Mr D. Dengan teknologi gawainya, Mr D menciptakan lagu itu secara khusus dalam momen QR Art Coloring Competition.
"Bermain boleh-boleh saja, asalkan kita ingat belajar. Bermain asal ingat waktu, bermain apapun ada batasnya. Bermainlah agar hatimu senang riang, jangan lupakan belajarmu kawan-kawan," demikian cuplikan lagu yang dia nyanyikan bersama para peserta lomba.
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengapreasiasi penyelenggaraan lomba mewarnai QR Art yang baru pertama kali digelar. "Saya sungguh ingin hadir, apalagi para pesertanya anak-anak usia dini dan difabel. Namun ada agenda yang tidak bisa saya tinggalkan," ujar Bapak Disabilitas itu kepada TIMES Indonesia.
Apresiasi juga disampaikan oleh Marcomm Manager Matos, Sasmita Rahayu. Ia mengakui QR Art Coloring Competition merupakan gelaran yang unik dan berbeda dari biasanya. Sasmitha menegaskan komitmen bahwa Matos akan selalu memberikan ruang bagi kegiatan yang menjunjung kreativitas dan inovasi.
Lomba mewarna kali ini memang berbeda. Irma yang mewakili pihak event organizer mengakui hal ini sebagai tantangan. Dia mengaku senang karena anak-anak diajak akrab dengan teknologi. "Anak-anak dan bisa menscan gambar proklamator melalui QR Art," ujarnya.
GM TIMES Indonesia Biro Malang, Juli Trijanto berharap kegiatan ini bisa menjangkau lebih luas dan diikuti lebih banyak anak-anak di Malang Raya. "Ini bagian dari edukasi di era digital," ujarnya usai gelaran QR Art Coloring Competition di Matos. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |