Tiang Pancang Jembatan Baru Patah, Dishub Kota Banjar Rekayasa Arus Lalin

TIMESINDONESIA, BANJAR – Di tengah rencana Dishub Kota Banjar mengalihkan arus lalulintas Jembatan Parungsari yang akan diperbaiki, Jembatan Baru Terminal Kota Banjar yang akan menjadi salah satu jalur alternatif penghubung Kecamatan Banjar dan Purwaharja, justru bermasalah.
Tiga tiang Pancang Jembatan Baru Kota Banjar yang belum lama ini diperbaiki mengalami patah diduga akibat kuatnya arus banjir yang terjadi Senin dinihari pekan ini.
Advertisement
Kondisi tersebut tentunya berpotensi membahayakan pengendara maupun warga yang melintasi jembatan yang terletak di Lingkungan Parunglesang Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.
Patahnya tiang pancang tersebut mulanya ditemukan Entis Sutisna yang tak sengaja melihat tiang penyangga jembatan patah saat sedang berolahraga di Jogging Track area Pusdai tepat di bawah Jembatan Baru Kota Banjar.
"Kemarin saya sedang jalan-jalan pagi dan tak sengaja melihat tiga tiang penyangga jembatan patah," ujar Ketua RW 4 Lingkungan Cibulan Kelurahan Banjar Kota Banjar itu kepada TIMES Indonesia, Kamis (15/9/2022).
Ia berharap kejadian tersebut dapat dilaporkan kepada Dinas PUPR mengingat bahaya yang bakal mengintai pengguna jembatan apabila tidak segera diatasi.
Meluapnya air Sungai Citanduy tak hanya mematahkan tiang pancang di Jembatan Baru, tapi juga mengakibatkan ambrolnya pancang penahan tembok tanggul di Lingkungan Gudang Kawasan RSUD Kota Banjar yang berada di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman.
Kepala Dinas PUPR Kota Banjar, Tommy Subagja melalui Kepala Bidang Bina Marga, Agus Saparudin saat dijumpai menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian untuk menindaklanjuti kondisi itu dengan merekayasa arus lalu lintas.
"Nanti akan dipasang tiang pembatas kendaraan agar kendaraan-kendaraan yang bertonase besar tidak melalui jembatan itu," ujarnya.
Di kolong Jembatan Baru kawasan Parung Lesang ini terdapat tiang pancang yang patah saat menopang badan jembatan. Dari total 21 buah beton penyangga, ada 3 tiang penyangga jembatan yang patah sementara jembatan tersebut menghubungkan jalur nasional menuju Terminal Banjar.
"Kami tak bisa menebak dampak dari kondisi patahnya tiga tiang jembatan tersebut," ungkapnya.
Jembatan Parungsari menjadi jalur alternatif peralihan arus lalulintas kendaraan berton-ton.
Kendati demikian, pihaknya sudah menyampaikan ke pihak pengkaji teknis jembatan untuk segera dilakukan pengkajian kekuatan dan kelayakan jembatan pasca tiga tiang tersebut patah.
"Dampak dari kerusakan ini kami dari Dinas PUPR Banjar tidak bisa memperkirakan, karena itu ada bagian khususnya yang bisa mengkaji. Tindak lanjut ke depan juga kita menunggu hasil kajian," terangnya.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kota Banjar Fera Mada Pratama membenarkan pernyataan Kabid Bina Marga tersebut.
Menurutnya, rekayasa lalu lintas dengan membatasi kendaraan bertonase besar adalah salah satu upaya guna mengantisipasi agar kondisi jembatan tidak mengalami kerusakan parah.
"Nanti untuk kendaraan besar akan dialihkan melalui jembatan Parungsari, pembatasan kendaraan akan menggunakan tiang yang dipasang sementara dengan ketinggian maksimal 2,5 meter," jabarnya.
Sementara itu, Fera menjelaskan bahwa untuk kendaraan kecil atau sepeda motor masih bisa melintas.
Yana Bachyan, salah satu pengurus Organda Kota Banjar menyebutkan pengalihan arus lalulintas menuju Jembatan Parungsari akan melintasi kawasan Alun-alun yang diketahui merupakan area PKL biasa berjualan.
"Untuk pengalihan arus lalulintas kendaraan dengan tonase besar, saya harap ada pengaturan untuk merelokasi PKL Alun-alun untuk sementara agar tidak menyebabkan kemacetan saat kendaraan besar melintasi kawasan tersebut," usulnya.
Yana menyebutkan hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari macet di wilayah Alun-alun yang biasanya digunakan untuk berjualan PKL pada sore hari.
"Biasanya kan parkiran motor sampai menutupi bahu jalan, nah jangan sampai itu nanti membuat macet saat kendaraan bertonase besar melalui jalur tersebut," jabarnya memberi masukan untuk Dishub Kota Banjar dalam melakukan rekayasa arus lalu lintas di tengah situasi Jembatan Baru Terminal Kota Banjar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |