Keberadaan Terakhir Mahasiswa Hilang di Bukit Krapyak Teridentifikasi

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Keberadaan terakhir Raffi Dimas Baddar (20), seorang mahasiswa yang hilang di Bukit Krapyak, Kabupaten Mojokerto sudah teridentifikasi. Teridentifikasi korban menuju ke arah Petilasan Brawijaya.
Beredar sebuah video yang menunjukkan bahwa Raffi Dimas Baddar mengenakan jaket abu-abu dalam posisi telanjang kaki membawa sandal menuju ke arah Petilasan Brawijaya. Petilasan Brawijaya ini terletak tepat di atas Campground Bukit Krapyak, Padusan, Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Advertisement
Video yang berdurasi 1 menit 15 detik tersebut menunjukkan bahwa Raffi Dimas Baddar sempat disapa dan menjawab.
"Sendirian mas?," ungkap perekam video.
"Iya sendirian," jawab Raffi Dimas Baddar dalam video tersebut.
Komandan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya, Octavino mengatakan kronologi beredarnya video tersebut.
Tim SAR dan relawan saat proses pencarian korban. (FOTO: Dok. Basarnas Surabaya for TIMES Indonesia)
"Pada hari Rabu (14/9/2022) muncul video cuplikan itu. Setelah itu kita cari ke dekat Padepokan Brawijaya. Setelah itu kita coba telepon ke pembuat video itu," ujar Vino kepada TIMES Indonesia di Posko Pencarian di Pintu Masuk Air Terjun Grenjengan, Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jumat (16/9/2022).
Setelah video durasi penuh diminta, video tersebut kemudian disebarluaskan. Vino menjelaskan bahwa video tersebut sempat diminta hari Rabu dan beredar ini mulai hari Kamis malam.
"(Dalam video itu) Raffi Dimas Baddar sempat berjalan. Jadi tidak sengaja 4 orang ini tidak sengaja naik ke padepokan Gajahmada untuk camping dan memvideo pada waktu pagi hari dan ketemulah sama korban, sempat disapa dan menjawab. Video ini sekitar pukul 05.30 WIB hari Minggu," ujar Vino.
Vino menjelaskan bahwa dalam proses pencarian korban saat ini menggunakan tipe 1. Regu tim melakukan penyisiran di tiap-tiap jalan setapak yang ditemui. Titik fokus pencarian adalah di areal Padepokan Brawijaya.
"Kita tidak menggunakan tipe 3, tipe 3 itu kan ESAR (Explore Search and Rescue) tetapi menggunakan tipe 1, jalan setapak. Karena dia kan naik terus jalan setapak bukan lagi kemana-mana gitu," ungkap Vino.
Basarnas Surabaya saat ini memfokuskan pencarian sampai ke arah Puthuk Puyang. Selain itu, pihaknya juga membagi tim pencarian menjadi 2 sektor.
"Jadi saat ini kita fokuskan sampai ke puncak Puthuk Puyang dan Pusung Bogor itu sektor 1. Sedangkan sektor 2 itu dari sanggar pos pertama pendakian Puthuk Pundak naik sampai ke Puthuk Puyang," tegas Vino.
Vino mengaku belum ditemukan jejak-jejak atau tanda-tanda yang ditemukan yang mengarah kepada lokasi korban. Pasalnya kondisi cuaca kemarau ini sulit untuk mencari jejak kaki, batang pohon patah, dan benda-benda yang ditinggalkan.
"Benda yang dibawa korban itu kan slayer warna hitam, sandal warna hitam, headset hitam, kemudian hp Vivo, dan yang keliatan itu jaket warna abu-abu. Namun hal yang membuat sulit itu titik lokasi hilangnya tidak tahu dan motifnya apa tidak tahu. Kemudian vegetasi juga lebat," jelasnya.
Vino menambahkan dalam pencarian kali ini, pihaknya menggunakan alat navigasi darat. Tidak menggunakan bantuan drone atau bantuan teknologi lain. Hal ini lantaran adanya keterbatasan alat.
"Kalau untuk saat ini, lebih cenderung ke arah navigasi darat seperti kompas, peta, GPS, dan peta. Sama kalau untuk camping bawa peralatan mountaineering aja," pungkasnya.
Seperti diberitakan TIMES Indonesia sebelumnya, seorang mahasiswa asal Pasuruan, Raffi Dimas Baddar (20) dikabulkan hilang saat camping di Bukit Krapyak, Padusan, Kabupaten Mojokerto pada Minggu 11 September 2022 lalu. Pencarian telah memasuki hari ke-6 terhitung sejak hari Minggu. Sampai saat ini korban belum ditemukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |